Kamis, 04 Desember 2014

5. Muslim Pembelajaran dan manajemen waktu


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  1  
MUSLIM PEMBELAJAR DAN MANAJEMEN WAKTU
Pembelajar Sejati (Ilmu)
Rasulullah SAW bersabda :
“Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Pengertian
Munculnya ilmu tidak lepas dari suatu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Ilmu
dinyatakan sebagai sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemerikasaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan metode-metode
tertentu. Ilmu juga didefinisikan sebagai sistem dari berbagai pengetahuan, yang masing-
masing mengenai suatu pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-
asas tertentu, hingga menjadi kesatuan
Urgensi ilmu
Ilmu merupakan kebutuhan manusia yang sangat urgen bagi kehidupan manusia, karena :
1. Ilmu merupakan sarana untuk membedakan (furqan) antara yang haq dan yang bathil,
dengan sebuah landasan yang pijak, dalil dan argumnetasi yang kokoh
2. Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk membedakan yang disyari’atkan dengan
yang tidak, antara yang halal dengan yang haram, antara yang sunnah dengan bid’ah.
3. Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk memberikan tingkatan amal dan kewajiban
sari’at secara tepat. Ada yang wajib, sunnah, makruh. Ada yang halal, haram, syubhat,
ada dosa besar, dosa kecil atau dosa yang paling besar.
4. Ilmu merupakan sarana menghukum secara adil, baik bersifat pribadi maupun jama’ah,
antara sikap dan kasus, agar terhindar dari berlebih-lebihan atau menyepelakan
Ilmu dalam islam adalah sarana untuk meraih kemulian di dunia dan akhirat. Sebab ahli
ilmulah yang bisa menempatkan diri dengan baik, baik pada saat berdiri, duduk maupun
berbaring. Baik pada saat kaya atau miskin. Ia rela menerima kenyataan bahkan menambah
imannya. (Q.S. 3: 190-191)
Adab-Adab Mendapatkan Ilmu Bermanfaat
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  2  
Adab-adab untuk mendapatkan ilmu bermanfaat :
1. Hendaknya meminta dan memohon ilmu yang bermanfaat kepada Rabbnya, (Q.S. 20:
114)
2. Bersungguh-sungguh dan berkeinginan keras dalam mencari ilmu dan serta mengharap
ridha Allah SWT
3. Menjauhi maksiat dengan bertaqwa kepada Allah SWT, (Q.S. 2: 182, 8: 29)
4. Tidak sombong dan tidal malas dalam menuntut ilmu. Aisyah ra. Berkata: “ sebaik-baik
wanita adalah wanita Anshar, karena mereka tidak malu bertanya tentang agama”
5. Ikhlas karena Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa belajar suatu ilmu
terkait dengan maksud karena Allah SWT, tetapi dipelajari untuk tujuan-tujuan dunia,
maka ia tidak akan mencium harumnya surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
6. Mengamalkan ilmu
7. Terus menerus (kontinu)
Selain pentingnya ilmu untuk diamalkan, keberlangsungan dan peningkatannya akan
terjamin dengan adanya upaya yang kontinu
Jadilah Pembelajar Sejati  (Majulah Bersama Ilmu)
Umar bin Khatab ra. Berkata, “Belajarlah (carilah ilmu) sebelum kamu menjadi pemimpin.”
(riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih). Apabila ingin maju, majulah bersama ilmu,
karena ilmu itu banyak sekali keutamaannya, demikian juga orang yang berilmu, diantaranya
:
1. Memiliki derajat yang tinggi di atas orang-orang yang beriman, (Q.S. 58: 11)
2. Allah SWT membedakan kedudukan orang-orang yang berilmu dengan orang yang
bodoh, (Q.S. 39: 9)
3. Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan meninggatkan rasa takutnya kepada Allah
SWT dan merasakan kebesaran Allah SWT, (Q.S. 35: 28)
4. Orang-orang yang berilmu merasa bodoh sehingga terdorong untuk terus belajar serta
tawadhu’ terhadap kebenaran, (Q.S. 22: 54)
5. Ilmu adalah syarat untuk menyempurnakan iman, memperkuat keyakinan, memperkaya
waawasan dan komitmen iman, (Q.S. 47: 19)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  3  
6. Mendapat kemudahan jalan untuk masuk surga, Rasulullah SAW bersabda :
“ barangsiapa meniti jalan mencari ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan jalan
baginya ke surga (HR. Muslim)
7. Orang yang mati saat mencari ilmu, akan digolongkan orang mati syahid di jalan Allah
SWT, “barangsiapa didatangi kematian pada saat dia mencari ilmu, yang dengan ilmu
itu ia hendak menghidupkan islam, maka ia bersama para nabi satu derajat di surga”
(HR. Thabrani, hadits hasan mursal)
8. Mengajarkan ilmu mendapatkan pahala yang sangat besar, Rasulullah SAW bersabda :
“barangsiapa menunjuki orang lain pada kebaikan baginya pahala sebagaimana orang
yang mengamalkannya” (HR. Bukhari Muslim)
9. Mendapat perlindungan dan penjagaan dari malaikat, Rasulullah SAW bersabda :
“sesungguhnya para malaikat benar-benar menghamparkan sayapnya kepada orang-
orang yang mencari ilmu, karena ridlo terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
10. Mendapat ketenteraman, curahan rahmat dan penjagaan malaikat, serta dibanggakan
oleh Allah SWT di hadapan para malaikat-Nya.
Manajemen Waktu
Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia.
Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk
menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya manajemen
waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran
yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah:
demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi
masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman : “Demi malam apabila
menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam
perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya,
maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan
agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh
karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah
satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  4  
Sementara itu sunnah nabawiah juga mengukuhkan nilai waktu, dan menetapkan
adanya tanggung jawab manusia terhadap waktu di hadapan ALLAH kelak di hari
kiamat. Terlebih, ada empat pertanyaan pokok yang akan dihadapkan kepada setiap
mukallaf di hari perhitungan kelak, dan ada dua pertanyaa dasar yang khusus berkenaan
dengan waktu. Tentang hal tersebut telah diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal ra, bahwa
Nabi saw telah bersabda: “Tiada tergelincir kedua telapak kaki seorang hamba di hari
Kiamat, sehingga ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umurnya di mana ia habiskan,
tentang masa mudanya di mana ia binasakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ia
belanjakan, dan tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya.”
Begitulah, bahwa manusia bakal ditanya tentang umurnya secara umum dan
tentang masa mudanya secara khusus. Sesungguhnya masa mudamemang bagian daripada
usia manusia. Namun, masa itu mempunyai nilai istimewa dilihat dari segi usia, yaitu
kehidupan yang penuh pancaran cahaya, keteguhan yang masih dapat berkelanjutan, dan
merupakan suatu masa kuat di antara dua ancaman kelemahan, yaitu kelemahan masa
kanak-kanak dan kelemahan masa tua. Sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT
surat Ar Ruum ayat 54 : “Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan berubah.”
Kewajiban-kewajiban dan etika Islam telah menetapkan adanya makna yang
agung, yaitu nilai waktu dan upaya memperhatikan setiap tingkatan dan setiap bagiannya.
Kewajiban ini menyadarkan dan mengingatkan manusia agar menghayati pentingnya
waktu, dan irama gerak alam, peredaran cakrawala, perjalanan matahari, planet-planet
lain serta pergantian malam dan siang. Sebagaimana ditentukannya waktu-waktu untuk
shalat, zakat, puasa, dan haji. Hal ini merupakan memberikan pelajaran bagi setiap
muslim harus senantiasa sadar terhadap perputaran masa dan mengawasi gerak
pergantiannya, sehingga tidak menunda-nunda waktu terhadap ibadah-ibadah yang telah
ditentukan dan agenda-agenda harian yang telah direncanakan.
Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti
secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancara
cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a. Cepat habis.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  5  
Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka
ria maupun saat susah datau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari
gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu
waktu prihatin, amaka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada
hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang
sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia
ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama
kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut,
maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana
kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.
b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti.
Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang
berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak
mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.
c. Modal terbaik bagi manusia.
Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali
dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik.
Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu
dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal
perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu
merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu
(perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.
Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang
mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu.
Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pealjaran dengan segala
peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasehat dengan kejadian yang
dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mreeka, sebab masa lalu merupakan
wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  6  
Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan
fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau
menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi
rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di
dalamnya, maka iapun deberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa
yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini.
Apabila seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil
pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat ke
masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk
memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani
dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Selain itu, memenej waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang
rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan
kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam
Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-
orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,
menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai
perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program,
mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3.  Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,
seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu
memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar
pengembangan berpikir ilmiah.
4.  Visioner
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  7  
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa
mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5.  Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat
masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang
lainnya.
6.  Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai
masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang
optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan
kegiatan.
7.  Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan
jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang
lebih baik.
Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia
mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak
terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan
kebiasaan.
8.  Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara
optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada
pada diri kita.
9.  Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki
pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
Beberapa contoh kebiasaan menggunakan waktu sebaik mungkin :
a. Menyibukkan diri setiap waktu pada aktivitas yang memberikan
manfaat terbesar di akhirat
Penafsiran Abdullah Gymnastiar mengenai surat Al-Ashr :
“Setiap waktu harus digunakan untuk meningkatkan iman,
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  8  
meningkatkan amal shaleh, nasihat-menasihati dalam menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati dalam menetapi kesabaran”
“Sebesar-besar keuntungan di dunia adalah menyibukkan
dirimu setiap waktu pada aktivitas yang akan memberikan manfaat
paling banyak di hari akhir. Menyia-nyiakan waktu dapat memutusmu
dari Allah dan hari akhir, sedangkan kematian memutusmu dari dunia
dan penghuninya.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah).
Umur adalah mutiara indah yang tidak ternilai maka hendaklah
umur itu disimpan dalam lemari yang abadi di akhirat. (Umar bin
‘Ubayd).
“Gunakah waktu luangmu sebelum engkau sibuk., gunakan
waktu sehatmu sebelum engkau sakit, gunakan waktu hidupmu
sebelum engkau mati. Dan hisab dirimu sebelum engkau dihisab.”
(Umar ibnul Khatab)
b. Menjaga ketepatan waktu
“Ketepatan waktu dalam kehidupan dan kerja Islam adalah sama
pentingnya dengan menunaikan kewajiban agama dan moral. Setiap Muslim
perlu mengingat akan waktu, dan menggunakannya secara bersungguh-
sungguh. Apa pun aktifitas yang dijalankan, Muslim mesti bersedia menepati
waktu. Kehidupan ini bertujuan, dan manusia bertanggung jawab untuk setiap
waktu. Jadi selama ada waktu untuk aktifitas, Anda perlu berada di situ bukan
saja tepat pada waktu, tapi sebelum waktunya. Kegagalan untuk memulai
tanggung jawab tepat pada waktunya adalah kegagalan dalam keislaman Anda,
dalam iman Anda.” (Hisham Al-Talib)
“Seorang muslim yang terpercaya selalu menjaga waktunya dan waktu
saudaranya. Oleh karena itu, ia harus teliti akan janji, tidak mendahului atau
mengakhirkan waktu. Dia selalu memperhatikan janji pertemuannya sehingga
tidak menghambat yang lain. Berapa banyak kemaslahatan yang terbuang
habis, berapa banyak bahaya yang menimpa dikarenakan tidak disiplin dalam
janji. Berapa banyak pekerjaan yang sukses, dan berapa banyak kerusakan
dapat dicegah jika saja ada kedisiplinan dalam janji.” (Muhammad Abdul
Halim Mahmud).
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  9  
Keteladanan Hasan al-Banna : Ustadz Hasan Al Banna berjanji dengan
sebagian anggota ikhwan, untuk bertemu di sebuah kawasan taman. Seorang
datang sebelum waktunya, lalu yang lain datang tepat pada waktunya. Maka ia
menjabat tangan pada ikhwan tersebut sambil tersenyum, kecuali kepada yang
datang terlebih dahulu. Ia menjabat tangannya dengan cemberut sambil
berkata, “Kamu sekalian betul, kecuali seorang saudaramu.” Untuk diketahui,
bahwa datang sebelum waktunya sama seperti datang terlambat setelah
waktunya, kedua-duanya tidak bisa diterima.
Keteladanan Hasan Hudaibi : Dalam pertemuan pertama Al Ustadz
Hasan Hudaibi dengan ikhwannya setelah pengangkatannya sebagai pimpinan
Ikhwanul Muslimin, ia datang dalam acara beberapa menit sebelum dimulai. Ia
berdiri diam di depan pintu sehingga jam tepat menunjukkan waktu untuk
memulai acara. Ia pun masuk, lalu menyuruh menutup pintu dan melarang
masuk seorangpun setelah itu.
c. Tidak pernah menunda sampai esok pekerjaan yang dapat
dikerjakan hari ini
Jika Anda menangguhkan suatu pekerjaan, tugas Anda akan
bertimbun. Anda tidak tahu apakah yang akan terjadi pada esok
hari. Adalah sesuatu yang melegakan jika Anda memulai kerja hari
ini tanpa ada pekerjaan kemarin yang masih tertinggal. Latihan
yang baik adalah melakukan tugas dengan serta merta jika tugas itu
hanya 5 menit atau kurang. Jika tugas itu lebih dari 5 menit,
jadwalkan menurut prioritasnya. Peraturan yang berharga ini jika
dituruti dapat menjadikan Anda orang yang hebat. Coba bayangkan
Anda dapat melakukan dua belas tugas dalam satu jam. Jika ada
sepuluh orang seperti Anda dalam organisasi, efektivitas tugas
Anda sungguh menakjubkan. (Hisham Al-Talib)
d. Mengurangi kebiasaan membuang waktu
“Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan
langkah menuju kubur. Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang
berharga kemudian kita sia-siakan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan
modal maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu juga kita jika sudah
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  10  
diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-hamburkan maka kita
termasuk orang yang bodoh. (KH Abdullah Gymnastiar).
Beberapa kebiasaan membuang waktu :  Obrolan sia-sia  Acara
televisi dan radio  Keisengan dan kesenangan tiada arti  Hobby tiada arti
Lamunan sia-sia  Hati yang busuk
e. Efektif dalam memanfaatkan waktu
“Keunggulan sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam
memanfaatkan waktunya. Setiap detik adalah peluang bagi peningkatan
kemampuan; kemampuan keilmuan, kemampuan diri, kemampuan kelapangan
dada, kemampuan ibadah.” (KH Abdullah Gymnastiar).
Menyikapi waktu : “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari
kemarin maka dia termasuk dalam orang-orang yang merugi” (H.R. Dailami).
Segala aktivitas bisa digolongkan menurut penting maupun gentingnya,
serta dapat masuk ke dalam satu di antara empat kuadran Matriks Manajemen
Waktu.          
Suatu aktifitas adalah penting jika kita menganggapnya berfaedah dan
menunjang misi, nilai-nilai dan sasaran-sasaran kehidupan kita yang
berprioritas tinggi. Suatu aktifitas adalah genting jika kita atau orang lain
merasa ia menuntut diberi perhatian segera.
Pemakaian terbaik dari waktu kita berfokus pada kuadran-kuadran
yang menekankan unsure “penting” (kuadran I dan II). Di antara dua
 GENTING TIDAK
GENTING
PENTING
I
II
TIDAK
PENTIN
III  
IV
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  11  
kuadran ini, fokus utama kita harus pada Kuadran II. Manusia yang efektif
itu  :
 Menghabiskan banyak waktu mereka di Kuadran II, mengembangkan
peluang-peluang serta memelihara sumberdaya yang ada.
 Mengantisipasi aktifitas-aktifitas Kuadran I dan mengalihkannya ke
Kuadran II.
 Mencegah atau bersiap-siap menghadapi aktifitas Kuadran I dan
karenanya mengurangi atau menghilangkan kegentingannya.
 Menentukan dan menghilangkan berbagai aktifitas yang tidak
mendukung perwujudan misi kita.
f. Memenage waktu agar dapat memenuhi hak kepada yang berhak
“Muslim adalah manusia sempurna yang memberikan seluruh hak
kepada yang berhak. Ia menunaikan kewajibannya secara total. Inilah salah
satu sisi dari ‘ubudiyah kepada Allah. Muslim adalah manusia yang tidak
meninggalkan satu pun kewajibannya. Manusia yang tidak ada yang
menandingi keutuhan kemanusiaannya.” (Sa’id Hawwa).
Maka penggunaan waktu bagi seorang Muslim akan ia kelola
sedemikian rupa guna memenuhi seluruh hak-hak tersebut. Secara lebih rinci,
Sa’id Hawwa menyebutkan bahwa kewajiban-kewajiban yang ada dalam diri
kita meliputi penunaian hak Allah, hak kedua orang tua, hak kaum kerabat, hak
tetangga, hak kerja, hak Muslim, hak nonmuslim, hak negara dan hak makhluk
lain.
g. Mengarahkan kerja pada kehidupan pribadi agar lebih produktif
 Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Abdullah Gymnastiar) :
1. Biasakan tertib dan teratur :
a. Tahu dan taat aturan.
b. Tertib mengambil dan menyimpan.
c. Selalu rapih dan bersih.
d. Segalanya mudah dikenal.
e. Lalu lintas lancar
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  12  
2. Selalu terencana
a. Harus ada target
b. Rencana cadangan
c. Disiplin dalam rencana
d. Program harus adil
3. Biasa dengan data dan informasi akurat
a. Selalu jelas dan akurat
b. Bukan tahu tapi paham
4. Sedia perlengkapan dan peralatan memadai
a. Belilah sesuai kebutuhan dan kemampuan
b. Awali tahu aturan pakai
c. Pergunakan oleh ahlinya
d. Ready to combat
e. Siapkan cadangan
f. Rawat berkala
5. Biar cepat dan ringkas asal selamat
a. Buatlah standar waktu
b. Berlatih agar gesit dan tangkas
6. Biasakan check and Re-check
a. Buatlah check-list
b. Re-check
 Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Hisham Al-Talib):
1. Rancang aktivitas harian Anda pada setiap pagi dengan mencatat hal-
hal yang akan dikerjakan, dan tandai dengan coretan kalau sudah
dikerjakan
2. Jangan mengunjungi teman tanpa menelponnya terlebih dahulu
3. Senantiasa membawa pensil dan kertas atau nota kecil dalam
kantong Anda sehingga Anda mampu mencatat rencana dan ide pada
waktu yang terluang
4. Rancang waktu istirahat dan coba menyesuaikannya dengan waktu
shalat
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  13  
5. Manfaatkan waktu terluang dengan membaca, menghafal, atau
melakukan sesuatu yang konstruktif (membangun)
6. Jika Anda mempunyai janji, pastikan kedua pihak mengerti
waktunya yang jelas
7. Aturlah waktu perjalanan Anda sesuai dengan jarak yang akan
ditempuh, jatahkan untuk biaya yang tidak terduga agar Anda tiba ke
tempat tujuan pada waktu yang direncanakan
8. Siapkan semua benda yang diperlukan sebelum melakukan suatu
pekerjaan
9. Jauhi orang yang berpikiran dangkal dan tamak untuk mencuri waktu
Anda
10. Jangan melakukan perjalanan sendiri, jika Anda dapat
menyelesaikannya dengan mengirimkan surat atau telepon
11. Jika Anda membawa pesan dari seseorang atau berbelanja, tuliskan
semua barang, dan rencanakanlah perjalanan Anda dengan baik
supaya tidak menempuh jalan yang berjarak dua kali lipat, tetapi
tempuhlah jarak yang tersingkat
12. Cobalah selalu berusaha lebih keras. Kita bisa meningkatkan hasil
antara 10 hingga 15 % dengan melakukan usaha sedikit lebih. Jika
Anda berencana untuk membaca sejumlah halaman tertenu atau
bekerja hingga jam tertentu, Anda bisa memaksa diri melakukan
sesuatu lebih sedikit dari itu. Kebiasaan ini dapat meningkatkan
produksi dan membantu keberhasilan. Karena tugas selalu lebih
banyak dari waktu yang tersedia, kebiasaan ini bisa membuat kita
lebih produktif dan menguntungkan.
Kita tidak harus menghindari beristirahat atau rekreasi. Yang kita
hindari adalah membuang waktu. Rekreasi itu sendiri berarti
menciptakan kembali. Salah satu tragedi terbesar dalam kehidupan
modern ialah kehidupan kita yang tergesa-gesa, kita sering membiarkan
diri kita melesat terlalu jauh dari rohani sehingga diragukan apakah
keduanya dapat bertemu kembali di dunia. Bayangkan bagaimana
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  14  
indahnya rohani kita berjalan seiring dengan jasmani. Ambillah waktu
sejenak untuk shalat, bertafakur, berfikir dan menguatkan keimanan.
A. Maraji’ :
Manajemen Waktu Islami karangan Yusuf Qardhawi
http://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/manajemen-waktu-dalam-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar