Kamis, 04 Desember 2014

Kurikulum P3AI 2014


KURIKULUM PELAKSANAAN P3AI 2014
Pertemuan ke
Materi Cerdik (Ceramah Diskusi/Mentoring) TIK
1. Makna syahadatain & Arti La Ilahaillallah Ma’rifatullah
 Peserta memahami syahadah merupakan pernyataan, sumpah, dan janji setia kepada Allah SWT  Peserta menyadari bahwa syahadatain merupakan pernyataan ikrar tentang keimanan yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan dalam hati, dan dibuktikan dengan amal perbuatan  Peserta termotivasi mengamalkan ajaran islam sebagai konsekuensi syahadatain  Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah  Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya ma'rifatullah  Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah    Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi ma'rifatullah  
2. Ma’rifatul Rosul  Peserta memahami makna risalah Rasul  Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul    Peserta mengetahui tugas para Rasul  Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul   3. Ma’rifatul Islam  Peserta memahami pengertian diin menurut Al-Qur'an    Peserta mengetahui perbedaan dienullah dan dienghairu dienullah  Peserta mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan mempelajarinya   4. Ma’rifatul Insan  Mentee mengetahui hakikat penciptaan manusia  Mengetahui potensi manusia  Mengetahui dua jalan yang diberikan Allah keadaman usia melalui jiwanya 5. Muslim Pembelajar  Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan Islam  Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Islam    Peserta termotivasi untuk mengikuti mentoring seterusnya. 6. Ibadah ala RASULULLAH SAW   Peserta mengetahui syarat sahnya shalat  Peserta mengetahui dan memahami SIFAT SHALAT NABI dari Tarbir hingga Salam   Peserta mengetahui dan memahami Syarat-syarat Shalat  Peserta mengetahui dan memahami Rukun-rukun Shalat
 Peserta mengetahui dan memahami Sunnah-sunnah Shalat
7. ILMU TAJWID
 Peserta mengetahui dan memahami Definisi Ilmu Tajwid  Peserta mengetahui dan memahami Hukum Ilmu Tajwid  Peserta mengetahui dan memahami Fadhilah (Keutamaan) Ilmu Tajwid  Peserta mengetahui dan memahami Tempat Keluarnya Huruf dan Sifatnya  Peserta mengetahui dan memahami Hukum-hukum bacaan

7. Materi Ilmu Tajwid


1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)  
ILMU TAJWID  
A.   Definisi Ilmu Tajwid
Lafadz tajwid menurut bahasa (lughowi) artinya membaguskan,
sedangkan menurut istilah : mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya
dengan memberikan hak (berupa sifat huruf) dan mustahaknya (berupa
hukum-hukum). Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang
selalu bersamanya seperti sifat Al-Jahr, Isti‘la‘, istifal dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak
sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa‘ dan lain sebaginya.
B.   Hukum Ilmu Tajwid
Hukum  mempelajari  ilmu  tajwid  secara  teori  adalah  fardhu kifayah,
sedangkan membaca Al Qur‘an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya
fardhu ‘ain.
Dalil kewajiban membaca Al Qur‘an dengan tajwid adalah:
1. Firman Allah SWT dalam Al Qur‘an :
‖Dan bacalah Al Qur‘an dengan tartil‖. (Al Muzammil : 4)
Al-Imam Ali bin Abi Tolib menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu
mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqof.
2. Sabda Rasulullah saw sebagai berikut:
‖Bacalah  Al Qur-än sesuai dengan cara dan suara orang-orang
Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa
besar, maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku
melagukan AL Qur‘an seperti nyanyian dan Rohbaniah (membaca
tanpa tadabbur dan pengamalan) suara mereka tidak dapat melewati
tenggorokan mereka (tidak dapat meresap dalam hati), hati mereka
dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar
dari jalan yang lurus)‖. (Al Burhan fi Tajwidiil Qur‘an)
2
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)    3. Adapun  hukum  fardhu  ‘ain,  Imam  Ibnul  Jazari  mengatakan  :
‖Membaca  Al Qur-än dengan tajwid hukumnya wajib, barangsiapa
tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa. Karena dengan tajwid
Allah menurunkan Al Qur-an, dan demikianlah Al Qur-an sampai
kepada kita dari-Nya‖.
C. Fadhilah (Keutamaan) Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat mulia, karena berhubungan
langsung dengan Al Qur‘an. Diantara keistimewaannya adalah sebagai
berikut:
1. Mempelajari dan mengajarkan Al Qur-an adalah tolok ukur kualitas
seorang muslim.
Sabda Rasulullah SAW:
‖Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur‘an dan
mengajarkannya.‖ (HR.Bukhari)
2. Mempelajari  Al  Qur-an  adalah  sebaik-baik  kesibukan.  Allah  swt
berfirman dalam hadist qudsi :
‖Barangsiapa  yang disibukkan oleh Al Qur‘an dalam rangka berdzikir
kepadaku, dan memohon kepadaku, niscaya Aku akan berikan sesuatu
yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-
orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah daripada
seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.‖
(HR. At-Turmudzi)
3. Dengan   mempelajari   Al    Qur‘an,    maka    akan    turun    sakinah
(ketentraman), rahmat, malaikat, dan Allah menyebaut-nyebut orang
yang mempelajari kepada makhluk yang ada disisi-Nya.
4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)  Tempat Keluarnya Huruf dan Sifatnya
Secara global makhroj huruf ada lima tempat:
1.    Rongga mulut
2.    Tenggorokan
3.    Lidah
4.    Dua bibir
5.    Rongga hidung
Keterangan
1. Yang keluar dari rongga mulut berupa huruf-huruf mad, yaitu
 ) ﻮ - ﻱ - ﺍ(               contoh:
1.1       ﻧ - ﻮ pengucapannya dengan memonyongkan kedua bibir.
1.2     ﺤ - ﯽ pengucapannya dengan menurunkan bibir bagian bawah.
1.3      ﻫ - ﺎ pengucapannya dengan membuka mulut.
2. Yang keluar dari tenggorokan yaitu huruf-huruf :    ء - ﻫ - ﻉ - ﺡ - ﻍ - ﺥ
Perinciannya adalah sebagai berikut:
2.1.      ء - ﻫ keluar dari tenggorokan bawah
2.2.     ﻉ - ﺡ keluar dari tenggorokan tengah
2.3.     ﻍ - ﺥ keluar dari tenggorokan atas
3. Yang keluar dari lidah yaitu huruf-huruf sebagai berikut:
 ﻖ - ﻙ - ﺝ - ﺶ - ﻱ - ﺾ - ﻞ - ﻥ - ﺭ - ﻁ - ﺪ - ﺕ - ﻅ - ﺚ - ﺬ - ﺺ - ﺰ - ﺲ
3.1  (  )     ﻖ keluar dari pangkal lidah dekat tenggorokan, mengangkat
ke langit-langit
3.2   (  )     ﻙ seperti makhroj qof namun pangkal lidah diturunkan
3.3   ( ) ﺝ - ﺶ - ﻱ keluar dari tengah lidah bertemu dengan langit-
langit
4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)  3.4   ( )    ﺾ keluar  dari  dua  sisi  lidah  atau  salah  satunya  bertemu
dengan geraham
3.5   ( )     ﻞ keluarnya   dengan   menggerakkan   semua   lidah   dan
bertemu dengan ujung langit-langit
3.6   ( )       ﻥ keluar dari ujung lidah sedikit di bawah makhroj
3.7   ( )    ﺭ keluar   dari   ujung   lidah   hampir   sama   seperti   dengan
memasukkan punggung lidah
3.8   ( )    ﻁ - ﺪ -  ﺕ keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gusi
bagian atas
3.9  (  ) ﺺ - ﺰ - ﺲ keluar dari ujung lidah, hampir bertemu gigi depan
bagian bawah
3.10( ) ﻅ - ﺚ - ﺬ ujung lidah keluar sedikit bertemu dengan ujung gigi
depan atas
4.    Yang keluar melalui dua bibir yaitu  ﻑ - ﻭ - ﺏ - ﻢ
4.1  (  ) ﻑ keluar dari bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung
gigi atas
4.2  ( )  ﻭ - ﺏ - ﻢ keluar dari dua bibir
5.    Yang keluar dari rongga hidung hanya satu yaitu ghunnah (dengung)
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
Ada empat hukum yang berkaitan dengan hukum nun mati dan tanwin
1.  Idzar artinya jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan
salah satu huruf idzar (  ) ء - ﻫ - ﺡ - ﺥ - ﻉ - ﻍ maka membacanya harus
jelas.
Contoh :
Nun mati  ﻮﻫﻧﻴ ﻦ
Tanwin      ﻴﻥﺍﻨ
4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)  2.  Idghom artinya memasukkan. Kaidah tajwid ini ada dua macam, yaitu
a. Idghom Ma‘alghunnah (idghom bighunnah)
Artimya memasukkan dengan disertai dengung, yaitu apabila ada nun
mati atau tanwin bertemu dengan huruf   ﻱ   ﻥ    ﻡ   ﻮ maka dibaca
dengan disertai dengung.
Contoh :
tanwin bertemu dengan  ﻥ(    ﻱ bertemu dengan  ) ﻡ
b. Idghom Bilaghunnah, artinya membaca tanpa dengung, apabila ada
nun mati ( ) ﻥ atau tanwin bertemu dengan huruf    ﻝ dan  ﺭ maka
dibaca tanpa disertai dengungan.
Contoh :
Tanwin bertemu  (  ﻝ lam)
Nun mati ( )  ﻥ bertemu ( ()  ﻝ lam)
3. Ikhfa  artinya  menutupi. Apabila ada  nun  mati atau tanwin bertemu
dengan huruf-huruf ikhfa‘ maka dibaca dengan samar-samar (antara
idzar dan idham).
Huru-huruf ikhfa‘ ada 15 yaitu semua huruf selain huruf idhzar, idgham dan iqlab. Huruf-huruf itu adalah:  ﺯ - ﺱ - ش - ص - ض - ﻁ - ﻅ - ﻑ - ق - ﻙ –  د - ذ –  ﺖ - ﺙ - ﺝ
Contoh: nun mati    ﻦ  ﻁﻦ tanwin  ﺑﺭ    ﻴﻞ
4. Iqlab, artinya mengubah. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu
dengan  huruf     amak  berubah  menjadi  mim  dan  disertai  dengan
dengung.  
HUKUM MIM MATI
Apabila terdapat mim mati dalam bacaan Al- Qur‘an, maka hukum
bacaannya adalah sebagai berikut (ada 3 macam hukum bacaan mim
sakinah):
4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)  1.    Ikhfa‘ Syafawi
Yaitu apabila ada mim mati ( )  ﻢ bertemu dengan ba‘ ( ,) ﺐ maka dibaca
samar disertai ghunnah.
Contoh:         ﺗﺮ    ﻫﻢ  ﺑﺤ  ﺎﺮﺓ
2.    Idghom Mistlain
Yaitu apabila   ada mim mati ( ) ﻢ bertemu dengan mim (  ,) ﻢ maka
dibaca dengan ghunnah (dengungan).
Contoh:     ﻨ ﺎ ﻡ    ﻴ        ﺪﺓ
3.    Idzhar Syafawi
Yaitu apabila terdapat mim mati ( ) ﻢ bertemu dengan selain dua huruf
diatas ( ﻢ dan  ,) ﺏ maka mim harus dibaca dengan jelas tanpa ghunnah,
terutama ketika bertemu dengan fa‘ dan waw ( ﻑ dan  ). ﻭ
Contoh:     (     ﻡ   ﻨ   ﺮﺡ mim mati bertemu  ) ﻦ
HUKUM MAD
Arti mad  menurut bahasa adalah ‘tambahan‘, sedangkan secara
istilah berarti memanjangkan suara dengan lama ketika mengucapkan huruf
mad. Hukum mad ada tiga, yaitu :
1.    waw sukun ( )  ﻮ yang sebelumnya berharakat dlommah  
2.    ya‘ sukun ( )ﻱ yang huruf sebelumnya berharakat kasrah dan
3.    alif yang sebelumnya berharakat fathah.
Jenis-jenis mad terdiri dari:
1.    Mad Thabi‘i atau mad asli, panjangnya 2 harakat.
Contoh:       ﻙ    ﺎ           ﻦיﺤ     ﺮ
Mad Far‘i, panjangnya 2 sampai 6 harakat. Pemanjangan mad ini ada
yang disebabkan betemu dengan hamzah (۶) dan ada yang disebabakan
4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN  PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  (P3AI)  waqaf (berhenti), ada yang karena bertemu huruf sukun dan ada yang
karena aslinya harus dibaca panjang. Mad ini dibagi lagi menjadi:
1.1.    Mad yang dibaca panjang karena bertemu dengan hamzah.
1.1.1. Mad Wajib Muttasil: mad yang bertemu dengan hamzah dalam
satu kalimat, dengan panjang 5  harakat ketika washol dan 6
harakat ketika waqaf.
Contoh :    ﻮ       ﺬﺍ  ﺎ
1.1.2. Mad  Jaiz Muntasil: mad  yang bertemu dengan hamzah pada
kalimat yang terpisah. Panjang 2 – 5 harakat, dibaca seragam,
kalau memulai dengan 2 harakat, maka seterusnya harus dibaca
2 harakat.
Contoh :   ﺍﺤ   ﻦ ﺘ ﻮﻴﻡ
1.1.3. Mad Badal: jika hamzah bertemu dengan huruf Mad. Panjangnya
2 harakat.
Contoh :             ﻮ ﺘ ―  ﻴ ﺎ ﻨﺎ 1.1.4. Mad ‘aid Lis sukun: jika mad thabi‘i jatuh sebelum huruf yang
diwaqafkan. Panjangnya 2 sampai 6 harakat.
Contoh :        ﺍ ﺤ ﺪ      ﺮﺐﺍ    ﺎ  ﻴﻦ
1.1.5. Mad Layyin: jika berhenti pada satu huruf yang sebelumnya
waw ( )ﻮ sukun atau ya‘ ( )ﻱ sukun yang didahului oleh huruf
berharakat fathah (   ), panjangnya 2 sampai 6 harakat.
Contoh :           - ﺍ ﺒﻴﺖ

6. Materi Shalat


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  1  
MUSLIM PEMBELAJAR DAN MANAJEMEN WAKTU
Pembelajar Sejati (Ilmu)
Rasulullah SAW bersabda :
“Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Pengertian
Munculnya ilmu tidak lepas dari suatu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Ilmu
dinyatakan sebagai sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemerikasaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan metode-metode
tertentu. Ilmu juga didefinisikan sebagai sistem dari berbagai pengetahuan, yang masing-
masing mengenai suatu pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-
asas tertentu, hingga menjadi kesatuan
Urgensi ilmu
Ilmu merupakan kebutuhan manusia yang sangat urgen bagi kehidupan manusia, karena :
1. Ilmu merupakan sarana untuk membedakan (furqan) antara yang haq dan yang bathil,
dengan sebuah landasan yang pijak, dalil dan argumnetasi yang kokoh
2. Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk membedakan yang disyari’atkan dengan
yang tidak, antara yang halal dengan yang haram, antara yang sunnah dengan bid’ah.
3. Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk memberikan tingkatan amal dan kewajiban
sari’at secara tepat. Ada yang wajib, sunnah, makruh. Ada yang halal, haram, syubhat,
ada dosa besar, dosa kecil atau dosa yang paling besar.
4. Ilmu merupakan sarana menghukum secara adil, baik bersifat pribadi maupun jama’ah,
antara sikap dan kasus, agar terhindar dari berlebih-lebihan atau menyepelakan
Ilmu dalam islam adalah sarana untuk meraih kemulian di dunia dan akhirat. Sebab ahli
ilmulah yang bisa menempatkan diri dengan baik, baik pada saat berdiri, duduk maupun
berbaring. Baik pada saat kaya atau miskin. Ia rela menerima kenyataan bahkan menambah
imannya. (Q.S. 3: 190-191)
Adab-Adab Mendapatkan Ilmu Bermanfaat
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  2  
Adab-adab untuk mendapatkan ilmu bermanfaat :
1. Hendaknya meminta dan memohon ilmu yang bermanfaat kepada Rabbnya, (Q.S. 20:
114)
2. Bersungguh-sungguh dan berkeinginan keras dalam mencari ilmu dan serta mengharap
ridha Allah SWT
3. Menjauhi maksiat dengan bertaqwa kepada Allah SWT, (Q.S. 2: 182, 8: 29)
4. Tidak sombong dan tidal malas dalam menuntut ilmu. Aisyah ra. Berkata: “ sebaik-baik
wanita adalah wanita Anshar, karena mereka tidak malu bertanya tentang agama”
5. Ikhlas karena Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa belajar suatu ilmu
terkait dengan maksud karena Allah SWT, tetapi dipelajari untuk tujuan-tujuan dunia,
maka ia tidak akan mencium harumnya surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
6. Mengamalkan ilmu
7. Terus menerus (kontinu)
Selain pentingnya ilmu untuk diamalkan, keberlangsungan dan peningkatannya akan
terjamin dengan adanya upaya yang kontinu
Jadilah Pembelajar Sejati  (Majulah Bersama Ilmu)
Umar bin Khatab ra. Berkata, “Belajarlah (carilah ilmu) sebelum kamu menjadi pemimpin.”
(riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih). Apabila ingin maju, majulah bersama ilmu,
karena ilmu itu banyak sekali keutamaannya, demikian juga orang yang berilmu, diantaranya
:
1. Memiliki derajat yang tinggi di atas orang-orang yang beriman, (Q.S. 58: 11)
2. Allah SWT membedakan kedudukan orang-orang yang berilmu dengan orang yang
bodoh, (Q.S. 39: 9)
3. Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan meninggatkan rasa takutnya kepada Allah
SWT dan merasakan kebesaran Allah SWT, (Q.S. 35: 28)
4. Orang-orang yang berilmu merasa bodoh sehingga terdorong untuk terus belajar serta
tawadhu’ terhadap kebenaran, (Q.S. 22: 54)
5. Ilmu adalah syarat untuk menyempurnakan iman, memperkuat keyakinan, memperkaya
waawasan dan komitmen iman, (Q.S. 47: 19)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  3  
6. Mendapat kemudahan jalan untuk masuk surga, Rasulullah SAW bersabda :
“ barangsiapa meniti jalan mencari ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan jalan
baginya ke surga (HR. Muslim)
7. Orang yang mati saat mencari ilmu, akan digolongkan orang mati syahid di jalan Allah
SWT, “barangsiapa didatangi kematian pada saat dia mencari ilmu, yang dengan ilmu
itu ia hendak menghidupkan islam, maka ia bersama para nabi satu derajat di surga”
(HR. Thabrani, hadits hasan mursal)
8. Mengajarkan ilmu mendapatkan pahala yang sangat besar, Rasulullah SAW bersabda :
“barangsiapa menunjuki orang lain pada kebaikan baginya pahala sebagaimana orang
yang mengamalkannya” (HR. Bukhari Muslim)
9. Mendapat perlindungan dan penjagaan dari malaikat, Rasulullah SAW bersabda :
“sesungguhnya para malaikat benar-benar menghamparkan sayapnya kepada orang-
orang yang mencari ilmu, karena ridlo terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
10. Mendapat ketenteraman, curahan rahmat dan penjagaan malaikat, serta dibanggakan
oleh Allah SWT di hadapan para malaikat-Nya.
Manajemen Waktu
Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia.
Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk
menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya manajemen
waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran
yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah:
demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi
masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman : “Demi malam apabila
menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam
perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya,
maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan
agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh
karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah
satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  4  
Sementara itu sunnah nabawiah juga mengukuhkan nilai waktu, dan menetapkan
adanya tanggung jawab manusia terhadap waktu di hadapan ALLAH kelak di hari
kiamat. Terlebih, ada empat pertanyaan pokok yang akan dihadapkan kepada setiap
mukallaf di hari perhitungan kelak, dan ada dua pertanyaa dasar yang khusus berkenaan
dengan waktu. Tentang hal tersebut telah diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal ra, bahwa
Nabi saw telah bersabda: “Tiada tergelincir kedua telapak kaki seorang hamba di hari
Kiamat, sehingga ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umurnya di mana ia habiskan,
tentang masa mudanya di mana ia binasakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ia
belanjakan, dan tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya.”
Begitulah, bahwa manusia bakal ditanya tentang umurnya secara umum dan
tentang masa mudanya secara khusus. Sesungguhnya masa mudamemang bagian daripada
usia manusia. Namun, masa itu mempunyai nilai istimewa dilihat dari segi usia, yaitu
kehidupan yang penuh pancaran cahaya, keteguhan yang masih dapat berkelanjutan, dan
merupakan suatu masa kuat di antara dua ancaman kelemahan, yaitu kelemahan masa
kanak-kanak dan kelemahan masa tua. Sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT
surat Ar Ruum ayat 54 : “Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan berubah.”
Kewajiban-kewajiban dan etika Islam telah menetapkan adanya makna yang
agung, yaitu nilai waktu dan upaya memperhatikan setiap tingkatan dan setiap bagiannya.
Kewajiban ini menyadarkan dan mengingatkan manusia agar menghayati pentingnya
waktu, dan irama gerak alam, peredaran cakrawala, perjalanan matahari, planet-planet
lain serta pergantian malam dan siang. Sebagaimana ditentukannya waktu-waktu untuk
shalat, zakat, puasa, dan haji. Hal ini merupakan memberikan pelajaran bagi setiap
muslim harus senantiasa sadar terhadap perputaran masa dan mengawasi gerak
pergantiannya, sehingga tidak menunda-nunda waktu terhadap ibadah-ibadah yang telah
ditentukan dan agenda-agenda harian yang telah direncanakan.
Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti
secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancara
cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a. Cepat habis.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  5  
Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka
ria maupun saat susah datau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari
gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu
waktu prihatin, amaka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada
hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang
sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia
ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama
kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut,
maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana
kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.
b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti.
Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang
berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak
mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.
c. Modal terbaik bagi manusia.
Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali
dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik.
Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu
dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal
perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu
merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu
(perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.
Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang
mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu.
Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pealjaran dengan segala
peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasehat dengan kejadian yang
dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mreeka, sebab masa lalu merupakan
wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  6  
Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan
fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau
menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi
rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di
dalamnya, maka iapun deberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa
yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini.
Apabila seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil
pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat ke
masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk
memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani
dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Selain itu, memenej waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang
rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan
kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam
Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-
orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,
menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai
perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program,
mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3.  Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,
seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu
memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar
pengembangan berpikir ilmiah.
4.  Visioner
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  7  
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa
mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5.  Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat
masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang
lainnya.
6.  Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai
masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang
optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan
kegiatan.
7.  Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan
jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang
lebih baik.
Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia
mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak
terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan
kebiasaan.
8.  Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara
optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada
pada diri kita.
9.  Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki
pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
Beberapa contoh kebiasaan menggunakan waktu sebaik mungkin :
a. Menyibukkan diri setiap waktu pada aktivitas yang memberikan
manfaat terbesar di akhirat
Penafsiran Abdullah Gymnastiar mengenai surat Al-Ashr :
“Setiap waktu harus digunakan untuk meningkatkan iman,
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  8  
meningkatkan amal shaleh, nasihat-menasihati dalam menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati dalam menetapi kesabaran”
“Sebesar-besar keuntungan di dunia adalah menyibukkan
dirimu setiap waktu pada aktivitas yang akan memberikan manfaat
paling banyak di hari akhir. Menyia-nyiakan waktu dapat memutusmu
dari Allah dan hari akhir, sedangkan kematian memutusmu dari dunia
dan penghuninya.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah).
Umur adalah mutiara indah yang tidak ternilai maka hendaklah
umur itu disimpan dalam lemari yang abadi di akhirat. (Umar bin
‘Ubayd).
“Gunakah waktu luangmu sebelum engkau sibuk., gunakan
waktu sehatmu sebelum engkau sakit, gunakan waktu hidupmu
sebelum engkau mati. Dan hisab dirimu sebelum engkau dihisab.”
(Umar ibnul Khatab)
b. Menjaga ketepatan waktu
“Ketepatan waktu dalam kehidupan dan kerja Islam adalah sama
pentingnya dengan menunaikan kewajiban agama dan moral. Setiap Muslim
perlu mengingat akan waktu, dan menggunakannya secara bersungguh-
sungguh. Apa pun aktifitas yang dijalankan, Muslim mesti bersedia menepati
waktu. Kehidupan ini bertujuan, dan manusia bertanggung jawab untuk setiap
waktu. Jadi selama ada waktu untuk aktifitas, Anda perlu berada di situ bukan
saja tepat pada waktu, tapi sebelum waktunya. Kegagalan untuk memulai
tanggung jawab tepat pada waktunya adalah kegagalan dalam keislaman Anda,
dalam iman Anda.” (Hisham Al-Talib)
“Seorang muslim yang terpercaya selalu menjaga waktunya dan waktu
saudaranya. Oleh karena itu, ia harus teliti akan janji, tidak mendahului atau
mengakhirkan waktu. Dia selalu memperhatikan janji pertemuannya sehingga
tidak menghambat yang lain. Berapa banyak kemaslahatan yang terbuang
habis, berapa banyak bahaya yang menimpa dikarenakan tidak disiplin dalam
janji. Berapa banyak pekerjaan yang sukses, dan berapa banyak kerusakan
dapat dicegah jika saja ada kedisiplinan dalam janji.” (Muhammad Abdul
Halim Mahmud).
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  9  
Keteladanan Hasan al-Banna : Ustadz Hasan Al Banna berjanji dengan
sebagian anggota ikhwan, untuk bertemu di sebuah kawasan taman. Seorang
datang sebelum waktunya, lalu yang lain datang tepat pada waktunya. Maka ia
menjabat tangan pada ikhwan tersebut sambil tersenyum, kecuali kepada yang
datang terlebih dahulu. Ia menjabat tangannya dengan cemberut sambil
berkata, “Kamu sekalian betul, kecuali seorang saudaramu.” Untuk diketahui,
bahwa datang sebelum waktunya sama seperti datang terlambat setelah
waktunya, kedua-duanya tidak bisa diterima.
Keteladanan Hasan Hudaibi : Dalam pertemuan pertama Al Ustadz
Hasan Hudaibi dengan ikhwannya setelah pengangkatannya sebagai pimpinan
Ikhwanul Muslimin, ia datang dalam acara beberapa menit sebelum dimulai. Ia
berdiri diam di depan pintu sehingga jam tepat menunjukkan waktu untuk
memulai acara. Ia pun masuk, lalu menyuruh menutup pintu dan melarang
masuk seorangpun setelah itu.
c. Tidak pernah menunda sampai esok pekerjaan yang dapat
dikerjakan hari ini
Jika Anda menangguhkan suatu pekerjaan, tugas Anda akan
bertimbun. Anda tidak tahu apakah yang akan terjadi pada esok
hari. Adalah sesuatu yang melegakan jika Anda memulai kerja hari
ini tanpa ada pekerjaan kemarin yang masih tertinggal. Latihan
yang baik adalah melakukan tugas dengan serta merta jika tugas itu
hanya 5 menit atau kurang. Jika tugas itu lebih dari 5 menit,
jadwalkan menurut prioritasnya. Peraturan yang berharga ini jika
dituruti dapat menjadikan Anda orang yang hebat. Coba bayangkan
Anda dapat melakukan dua belas tugas dalam satu jam. Jika ada
sepuluh orang seperti Anda dalam organisasi, efektivitas tugas
Anda sungguh menakjubkan. (Hisham Al-Talib)
d. Mengurangi kebiasaan membuang waktu
“Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan
langkah menuju kubur. Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang
berharga kemudian kita sia-siakan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan
modal maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu juga kita jika sudah
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  10  
diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-hamburkan maka kita
termasuk orang yang bodoh. (KH Abdullah Gymnastiar).
Beberapa kebiasaan membuang waktu :  Obrolan sia-sia  Acara
televisi dan radio  Keisengan dan kesenangan tiada arti  Hobby tiada arti
Lamunan sia-sia  Hati yang busuk
e. Efektif dalam memanfaatkan waktu
“Keunggulan sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam
memanfaatkan waktunya. Setiap detik adalah peluang bagi peningkatan
kemampuan; kemampuan keilmuan, kemampuan diri, kemampuan kelapangan
dada, kemampuan ibadah.” (KH Abdullah Gymnastiar).
Menyikapi waktu : “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari
kemarin maka dia termasuk dalam orang-orang yang merugi” (H.R. Dailami).
Segala aktivitas bisa digolongkan menurut penting maupun gentingnya,
serta dapat masuk ke dalam satu di antara empat kuadran Matriks Manajemen
Waktu.          
Suatu aktifitas adalah penting jika kita menganggapnya berfaedah dan
menunjang misi, nilai-nilai dan sasaran-sasaran kehidupan kita yang
berprioritas tinggi. Suatu aktifitas adalah genting jika kita atau orang lain
merasa ia menuntut diberi perhatian segera.
Pemakaian terbaik dari waktu kita berfokus pada kuadran-kuadran
yang menekankan unsure “penting” (kuadran I dan II). Di antara dua
 GENTING TIDAK
GENTING
PENTING
I
II
TIDAK
PENTIN
III  
IV
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  11  
kuadran ini, fokus utama kita harus pada Kuadran II. Manusia yang efektif
itu  :
 Menghabiskan banyak waktu mereka di Kuadran II, mengembangkan
peluang-peluang serta memelihara sumberdaya yang ada.
 Mengantisipasi aktifitas-aktifitas Kuadran I dan mengalihkannya ke
Kuadran II.
 Mencegah atau bersiap-siap menghadapi aktifitas Kuadran I dan
karenanya mengurangi atau menghilangkan kegentingannya.
 Menentukan dan menghilangkan berbagai aktifitas yang tidak
mendukung perwujudan misi kita.
f. Memenage waktu agar dapat memenuhi hak kepada yang berhak
“Muslim adalah manusia sempurna yang memberikan seluruh hak
kepada yang berhak. Ia menunaikan kewajibannya secara total. Inilah salah
satu sisi dari ‘ubudiyah kepada Allah. Muslim adalah manusia yang tidak
meninggalkan satu pun kewajibannya. Manusia yang tidak ada yang
menandingi keutuhan kemanusiaannya.” (Sa’id Hawwa).
Maka penggunaan waktu bagi seorang Muslim akan ia kelola
sedemikian rupa guna memenuhi seluruh hak-hak tersebut. Secara lebih rinci,
Sa’id Hawwa menyebutkan bahwa kewajiban-kewajiban yang ada dalam diri
kita meliputi penunaian hak Allah, hak kedua orang tua, hak kaum kerabat, hak
tetangga, hak kerja, hak Muslim, hak nonmuslim, hak negara dan hak makhluk
lain.
g. Mengarahkan kerja pada kehidupan pribadi agar lebih produktif
 Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Abdullah Gymnastiar) :
1. Biasakan tertib dan teratur :
a. Tahu dan taat aturan.
b. Tertib mengambil dan menyimpan.
c. Selalu rapih dan bersih.
d. Segalanya mudah dikenal.
e. Lalu lintas lancar
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  12  
2. Selalu terencana
a. Harus ada target
b. Rencana cadangan
c. Disiplin dalam rencana
d. Program harus adil
3. Biasa dengan data dan informasi akurat
a. Selalu jelas dan akurat
b. Bukan tahu tapi paham
4. Sedia perlengkapan dan peralatan memadai
a. Belilah sesuai kebutuhan dan kemampuan
b. Awali tahu aturan pakai
c. Pergunakan oleh ahlinya
d. Ready to combat
e. Siapkan cadangan
f. Rawat berkala
5. Biar cepat dan ringkas asal selamat
a. Buatlah standar waktu
b. Berlatih agar gesit dan tangkas
6. Biasakan check and Re-check
a. Buatlah check-list
b. Re-check
 Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Hisham Al-Talib):
1. Rancang aktivitas harian Anda pada setiap pagi dengan mencatat hal-
hal yang akan dikerjakan, dan tandai dengan coretan kalau sudah
dikerjakan
2. Jangan mengunjungi teman tanpa menelponnya terlebih dahulu
3. Senantiasa membawa pensil dan kertas atau nota kecil dalam
kantong Anda sehingga Anda mampu mencatat rencana dan ide pada
waktu yang terluang
4. Rancang waktu istirahat dan coba menyesuaikannya dengan waktu
shalat
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  13  
5. Manfaatkan waktu terluang dengan membaca, menghafal, atau
melakukan sesuatu yang konstruktif (membangun)
6. Jika Anda mempunyai janji, pastikan kedua pihak mengerti
waktunya yang jelas
7. Aturlah waktu perjalanan Anda sesuai dengan jarak yang akan
ditempuh, jatahkan untuk biaya yang tidak terduga agar Anda tiba ke
tempat tujuan pada waktu yang direncanakan
8. Siapkan semua benda yang diperlukan sebelum melakukan suatu
pekerjaan
9. Jauhi orang yang berpikiran dangkal dan tamak untuk mencuri waktu
Anda
10. Jangan melakukan perjalanan sendiri, jika Anda dapat
menyelesaikannya dengan mengirimkan surat atau telepon
11. Jika Anda membawa pesan dari seseorang atau berbelanja, tuliskan
semua barang, dan rencanakanlah perjalanan Anda dengan baik
supaya tidak menempuh jalan yang berjarak dua kali lipat, tetapi
tempuhlah jarak yang tersingkat
12. Cobalah selalu berusaha lebih keras. Kita bisa meningkatkan hasil
antara 10 hingga 15 % dengan melakukan usaha sedikit lebih. Jika
Anda berencana untuk membaca sejumlah halaman tertenu atau
bekerja hingga jam tertentu, Anda bisa memaksa diri melakukan
sesuatu lebih sedikit dari itu. Kebiasaan ini dapat meningkatkan
produksi dan membantu keberhasilan. Karena tugas selalu lebih
banyak dari waktu yang tersedia, kebiasaan ini bisa membuat kita
lebih produktif dan menguntungkan.
Kita tidak harus menghindari beristirahat atau rekreasi. Yang kita
hindari adalah membuang waktu. Rekreasi itu sendiri berarti
menciptakan kembali. Salah satu tragedi terbesar dalam kehidupan
modern ialah kehidupan kita yang tergesa-gesa, kita sering membiarkan
diri kita melesat terlalu jauh dari rohani sehingga diragukan apakah
keduanya dapat bertemu kembali di dunia. Bayangkan bagaimana
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  14  
indahnya rohani kita berjalan seiring dengan jasmani. Ambillah waktu
sejenak untuk shalat, bertafakur, berfikir dan menguatkan keimanan.
A. Maraji’ :
Manajemen Waktu Islami karangan Yusuf Qardhawi
http://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/manajemen-waktu-dalam-islam/

5. Muslim Pembelajaran dan manajemen waktu


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  1  
MUSLIM PEMBELAJAR DAN MANAJEMEN WAKTU
Pembelajar Sejati (Ilmu)
Rasulullah SAW bersabda :
“Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Pengertian
Munculnya ilmu tidak lepas dari suatu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Ilmu
dinyatakan sebagai sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemerikasaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan metode-metode
tertentu. Ilmu juga didefinisikan sebagai sistem dari berbagai pengetahuan, yang masing-
masing mengenai suatu pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-
asas tertentu, hingga menjadi kesatuan
Urgensi ilmu
Ilmu merupakan kebutuhan manusia yang sangat urgen bagi kehidupan manusia, karena :
1. Ilmu merupakan sarana untuk membedakan (furqan) antara yang haq dan yang bathil,
dengan sebuah landasan yang pijak, dalil dan argumnetasi yang kokoh
2. Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk membedakan yang disyari’atkan dengan
yang tidak, antara yang halal dengan yang haram, antara yang sunnah dengan bid’ah.
3. Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk memberikan tingkatan amal dan kewajiban
sari’at secara tepat. Ada yang wajib, sunnah, makruh. Ada yang halal, haram, syubhat,
ada dosa besar, dosa kecil atau dosa yang paling besar.
4. Ilmu merupakan sarana menghukum secara adil, baik bersifat pribadi maupun jama’ah,
antara sikap dan kasus, agar terhindar dari berlebih-lebihan atau menyepelakan
Ilmu dalam islam adalah sarana untuk meraih kemulian di dunia dan akhirat. Sebab ahli
ilmulah yang bisa menempatkan diri dengan baik, baik pada saat berdiri, duduk maupun
berbaring. Baik pada saat kaya atau miskin. Ia rela menerima kenyataan bahkan menambah
imannya. (Q.S. 3: 190-191)
Adab-Adab Mendapatkan Ilmu Bermanfaat
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  2  
Adab-adab untuk mendapatkan ilmu bermanfaat :
1. Hendaknya meminta dan memohon ilmu yang bermanfaat kepada Rabbnya, (Q.S. 20:
114)
2. Bersungguh-sungguh dan berkeinginan keras dalam mencari ilmu dan serta mengharap
ridha Allah SWT
3. Menjauhi maksiat dengan bertaqwa kepada Allah SWT, (Q.S. 2: 182, 8: 29)
4. Tidak sombong dan tidal malas dalam menuntut ilmu. Aisyah ra. Berkata: “ sebaik-baik
wanita adalah wanita Anshar, karena mereka tidak malu bertanya tentang agama”
5. Ikhlas karena Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa belajar suatu ilmu
terkait dengan maksud karena Allah SWT, tetapi dipelajari untuk tujuan-tujuan dunia,
maka ia tidak akan mencium harumnya surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
6. Mengamalkan ilmu
7. Terus menerus (kontinu)
Selain pentingnya ilmu untuk diamalkan, keberlangsungan dan peningkatannya akan
terjamin dengan adanya upaya yang kontinu
Jadilah Pembelajar Sejati  (Majulah Bersama Ilmu)
Umar bin Khatab ra. Berkata, “Belajarlah (carilah ilmu) sebelum kamu menjadi pemimpin.”
(riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih). Apabila ingin maju, majulah bersama ilmu,
karena ilmu itu banyak sekali keutamaannya, demikian juga orang yang berilmu, diantaranya
:
1. Memiliki derajat yang tinggi di atas orang-orang yang beriman, (Q.S. 58: 11)
2. Allah SWT membedakan kedudukan orang-orang yang berilmu dengan orang yang
bodoh, (Q.S. 39: 9)
3. Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan meninggatkan rasa takutnya kepada Allah
SWT dan merasakan kebesaran Allah SWT, (Q.S. 35: 28)
4. Orang-orang yang berilmu merasa bodoh sehingga terdorong untuk terus belajar serta
tawadhu’ terhadap kebenaran, (Q.S. 22: 54)
5. Ilmu adalah syarat untuk menyempurnakan iman, memperkuat keyakinan, memperkaya
waawasan dan komitmen iman, (Q.S. 47: 19)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  3  
6. Mendapat kemudahan jalan untuk masuk surga, Rasulullah SAW bersabda :
“ barangsiapa meniti jalan mencari ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan jalan
baginya ke surga (HR. Muslim)
7. Orang yang mati saat mencari ilmu, akan digolongkan orang mati syahid di jalan Allah
SWT, “barangsiapa didatangi kematian pada saat dia mencari ilmu, yang dengan ilmu
itu ia hendak menghidupkan islam, maka ia bersama para nabi satu derajat di surga”
(HR. Thabrani, hadits hasan mursal)
8. Mengajarkan ilmu mendapatkan pahala yang sangat besar, Rasulullah SAW bersabda :
“barangsiapa menunjuki orang lain pada kebaikan baginya pahala sebagaimana orang
yang mengamalkannya” (HR. Bukhari Muslim)
9. Mendapat perlindungan dan penjagaan dari malaikat, Rasulullah SAW bersabda :
“sesungguhnya para malaikat benar-benar menghamparkan sayapnya kepada orang-
orang yang mencari ilmu, karena ridlo terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
10. Mendapat ketenteraman, curahan rahmat dan penjagaan malaikat, serta dibanggakan
oleh Allah SWT di hadapan para malaikat-Nya.
Manajemen Waktu
Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia.
Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk
menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya manajemen
waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran
yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah:
demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi
masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman : “Demi malam apabila
menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam
perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya,
maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan
agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh
karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah
satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  4  
Sementara itu sunnah nabawiah juga mengukuhkan nilai waktu, dan menetapkan
adanya tanggung jawab manusia terhadap waktu di hadapan ALLAH kelak di hari
kiamat. Terlebih, ada empat pertanyaan pokok yang akan dihadapkan kepada setiap
mukallaf di hari perhitungan kelak, dan ada dua pertanyaa dasar yang khusus berkenaan
dengan waktu. Tentang hal tersebut telah diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal ra, bahwa
Nabi saw telah bersabda: “Tiada tergelincir kedua telapak kaki seorang hamba di hari
Kiamat, sehingga ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umurnya di mana ia habiskan,
tentang masa mudanya di mana ia binasakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ia
belanjakan, dan tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya.”
Begitulah, bahwa manusia bakal ditanya tentang umurnya secara umum dan
tentang masa mudanya secara khusus. Sesungguhnya masa mudamemang bagian daripada
usia manusia. Namun, masa itu mempunyai nilai istimewa dilihat dari segi usia, yaitu
kehidupan yang penuh pancaran cahaya, keteguhan yang masih dapat berkelanjutan, dan
merupakan suatu masa kuat di antara dua ancaman kelemahan, yaitu kelemahan masa
kanak-kanak dan kelemahan masa tua. Sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT
surat Ar Ruum ayat 54 : “Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan berubah.”
Kewajiban-kewajiban dan etika Islam telah menetapkan adanya makna yang
agung, yaitu nilai waktu dan upaya memperhatikan setiap tingkatan dan setiap bagiannya.
Kewajiban ini menyadarkan dan mengingatkan manusia agar menghayati pentingnya
waktu, dan irama gerak alam, peredaran cakrawala, perjalanan matahari, planet-planet
lain serta pergantian malam dan siang. Sebagaimana ditentukannya waktu-waktu untuk
shalat, zakat, puasa, dan haji. Hal ini merupakan memberikan pelajaran bagi setiap
muslim harus senantiasa sadar terhadap perputaran masa dan mengawasi gerak
pergantiannya, sehingga tidak menunda-nunda waktu terhadap ibadah-ibadah yang telah
ditentukan dan agenda-agenda harian yang telah direncanakan.
Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti
secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancara
cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a. Cepat habis.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  5  
Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka
ria maupun saat susah datau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari
gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu
waktu prihatin, amaka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada
hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang
sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia
ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama
kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut,
maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana
kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.
b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti.
Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang
berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak
mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.
c. Modal terbaik bagi manusia.
Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali
dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik.
Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu
dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal
perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu
merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu
(perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.
Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang
mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu.
Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pealjaran dengan segala
peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasehat dengan kejadian yang
dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mreeka, sebab masa lalu merupakan
wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  6  
Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan
fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau
menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi
rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di
dalamnya, maka iapun deberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa
yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini.
Apabila seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil
pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat ke
masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk
memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani
dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Selain itu, memenej waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang
rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan
kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam
Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-
orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,
menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai
perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program,
mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3.  Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,
seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu
memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar
pengembangan berpikir ilmiah.
4.  Visioner
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  7  
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa
mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5.  Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat
masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang
lainnya.
6.  Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai
masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang
optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan
kegiatan.
7.  Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan
jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang
lebih baik.
Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia
mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak
terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan
kebiasaan.
8.  Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara
optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada
pada diri kita.
9.  Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki
pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
Beberapa contoh kebiasaan menggunakan waktu sebaik mungkin :
a. Menyibukkan diri setiap waktu pada aktivitas yang memberikan
manfaat terbesar di akhirat
Penafsiran Abdullah Gymnastiar mengenai surat Al-Ashr :
“Setiap waktu harus digunakan untuk meningkatkan iman,
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  8  
meningkatkan amal shaleh, nasihat-menasihati dalam menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati dalam menetapi kesabaran”
“Sebesar-besar keuntungan di dunia adalah menyibukkan
dirimu setiap waktu pada aktivitas yang akan memberikan manfaat
paling banyak di hari akhir. Menyia-nyiakan waktu dapat memutusmu
dari Allah dan hari akhir, sedangkan kematian memutusmu dari dunia
dan penghuninya.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah).
Umur adalah mutiara indah yang tidak ternilai maka hendaklah
umur itu disimpan dalam lemari yang abadi di akhirat. (Umar bin
‘Ubayd).
“Gunakah waktu luangmu sebelum engkau sibuk., gunakan
waktu sehatmu sebelum engkau sakit, gunakan waktu hidupmu
sebelum engkau mati. Dan hisab dirimu sebelum engkau dihisab.”
(Umar ibnul Khatab)
b. Menjaga ketepatan waktu
“Ketepatan waktu dalam kehidupan dan kerja Islam adalah sama
pentingnya dengan menunaikan kewajiban agama dan moral. Setiap Muslim
perlu mengingat akan waktu, dan menggunakannya secara bersungguh-
sungguh. Apa pun aktifitas yang dijalankan, Muslim mesti bersedia menepati
waktu. Kehidupan ini bertujuan, dan manusia bertanggung jawab untuk setiap
waktu. Jadi selama ada waktu untuk aktifitas, Anda perlu berada di situ bukan
saja tepat pada waktu, tapi sebelum waktunya. Kegagalan untuk memulai
tanggung jawab tepat pada waktunya adalah kegagalan dalam keislaman Anda,
dalam iman Anda.” (Hisham Al-Talib)
“Seorang muslim yang terpercaya selalu menjaga waktunya dan waktu
saudaranya. Oleh karena itu, ia harus teliti akan janji, tidak mendahului atau
mengakhirkan waktu. Dia selalu memperhatikan janji pertemuannya sehingga
tidak menghambat yang lain. Berapa banyak kemaslahatan yang terbuang
habis, berapa banyak bahaya yang menimpa dikarenakan tidak disiplin dalam
janji. Berapa banyak pekerjaan yang sukses, dan berapa banyak kerusakan
dapat dicegah jika saja ada kedisiplinan dalam janji.” (Muhammad Abdul
Halim Mahmud).
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  9  
Keteladanan Hasan al-Banna : Ustadz Hasan Al Banna berjanji dengan
sebagian anggota ikhwan, untuk bertemu di sebuah kawasan taman. Seorang
datang sebelum waktunya, lalu yang lain datang tepat pada waktunya. Maka ia
menjabat tangan pada ikhwan tersebut sambil tersenyum, kecuali kepada yang
datang terlebih dahulu. Ia menjabat tangannya dengan cemberut sambil
berkata, “Kamu sekalian betul, kecuali seorang saudaramu.” Untuk diketahui,
bahwa datang sebelum waktunya sama seperti datang terlambat setelah
waktunya, kedua-duanya tidak bisa diterima.
Keteladanan Hasan Hudaibi : Dalam pertemuan pertama Al Ustadz
Hasan Hudaibi dengan ikhwannya setelah pengangkatannya sebagai pimpinan
Ikhwanul Muslimin, ia datang dalam acara beberapa menit sebelum dimulai. Ia
berdiri diam di depan pintu sehingga jam tepat menunjukkan waktu untuk
memulai acara. Ia pun masuk, lalu menyuruh menutup pintu dan melarang
masuk seorangpun setelah itu.
c. Tidak pernah menunda sampai esok pekerjaan yang dapat
dikerjakan hari ini
Jika Anda menangguhkan suatu pekerjaan, tugas Anda akan
bertimbun. Anda tidak tahu apakah yang akan terjadi pada esok
hari. Adalah sesuatu yang melegakan jika Anda memulai kerja hari
ini tanpa ada pekerjaan kemarin yang masih tertinggal. Latihan
yang baik adalah melakukan tugas dengan serta merta jika tugas itu
hanya 5 menit atau kurang. Jika tugas itu lebih dari 5 menit,
jadwalkan menurut prioritasnya. Peraturan yang berharga ini jika
dituruti dapat menjadikan Anda orang yang hebat. Coba bayangkan
Anda dapat melakukan dua belas tugas dalam satu jam. Jika ada
sepuluh orang seperti Anda dalam organisasi, efektivitas tugas
Anda sungguh menakjubkan. (Hisham Al-Talib)
d. Mengurangi kebiasaan membuang waktu
“Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan
langkah menuju kubur. Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang
berharga kemudian kita sia-siakan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan
modal maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu juga kita jika sudah
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  10  
diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-hamburkan maka kita
termasuk orang yang bodoh. (KH Abdullah Gymnastiar).
Beberapa kebiasaan membuang waktu :  Obrolan sia-sia  Acara
televisi dan radio  Keisengan dan kesenangan tiada arti  Hobby tiada arti
Lamunan sia-sia  Hati yang busuk
e. Efektif dalam memanfaatkan waktu
“Keunggulan sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam
memanfaatkan waktunya. Setiap detik adalah peluang bagi peningkatan
kemampuan; kemampuan keilmuan, kemampuan diri, kemampuan kelapangan
dada, kemampuan ibadah.” (KH Abdullah Gymnastiar).
Menyikapi waktu : “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari
kemarin maka dia termasuk dalam orang-orang yang merugi” (H.R. Dailami).
Segala aktivitas bisa digolongkan menurut penting maupun gentingnya,
serta dapat masuk ke dalam satu di antara empat kuadran Matriks Manajemen
Waktu.          
Suatu aktifitas adalah penting jika kita menganggapnya berfaedah dan
menunjang misi, nilai-nilai dan sasaran-sasaran kehidupan kita yang
berprioritas tinggi. Suatu aktifitas adalah genting jika kita atau orang lain
merasa ia menuntut diberi perhatian segera.
Pemakaian terbaik dari waktu kita berfokus pada kuadran-kuadran
yang menekankan unsure “penting” (kuadran I dan II). Di antara dua
 GENTING TIDAK
GENTING
PENTING
I
II
TIDAK
PENTIN
III  
IV
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  11  
kuadran ini, fokus utama kita harus pada Kuadran II. Manusia yang efektif
itu  :
 Menghabiskan banyak waktu mereka di Kuadran II, mengembangkan
peluang-peluang serta memelihara sumberdaya yang ada.
 Mengantisipasi aktifitas-aktifitas Kuadran I dan mengalihkannya ke
Kuadran II.
 Mencegah atau bersiap-siap menghadapi aktifitas Kuadran I dan
karenanya mengurangi atau menghilangkan kegentingannya.
 Menentukan dan menghilangkan berbagai aktifitas yang tidak
mendukung perwujudan misi kita.
f. Memenage waktu agar dapat memenuhi hak kepada yang berhak
“Muslim adalah manusia sempurna yang memberikan seluruh hak
kepada yang berhak. Ia menunaikan kewajibannya secara total. Inilah salah
satu sisi dari ‘ubudiyah kepada Allah. Muslim adalah manusia yang tidak
meninggalkan satu pun kewajibannya. Manusia yang tidak ada yang
menandingi keutuhan kemanusiaannya.” (Sa’id Hawwa).
Maka penggunaan waktu bagi seorang Muslim akan ia kelola
sedemikian rupa guna memenuhi seluruh hak-hak tersebut. Secara lebih rinci,
Sa’id Hawwa menyebutkan bahwa kewajiban-kewajiban yang ada dalam diri
kita meliputi penunaian hak Allah, hak kedua orang tua, hak kaum kerabat, hak
tetangga, hak kerja, hak Muslim, hak nonmuslim, hak negara dan hak makhluk
lain.
g. Mengarahkan kerja pada kehidupan pribadi agar lebih produktif
 Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Abdullah Gymnastiar) :
1. Biasakan tertib dan teratur :
a. Tahu dan taat aturan.
b. Tertib mengambil dan menyimpan.
c. Selalu rapih dan bersih.
d. Segalanya mudah dikenal.
e. Lalu lintas lancar
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  12  
2. Selalu terencana
a. Harus ada target
b. Rencana cadangan
c. Disiplin dalam rencana
d. Program harus adil
3. Biasa dengan data dan informasi akurat
a. Selalu jelas dan akurat
b. Bukan tahu tapi paham
4. Sedia perlengkapan dan peralatan memadai
a. Belilah sesuai kebutuhan dan kemampuan
b. Awali tahu aturan pakai
c. Pergunakan oleh ahlinya
d. Ready to combat
e. Siapkan cadangan
f. Rawat berkala
5. Biar cepat dan ringkas asal selamat
a. Buatlah standar waktu
b. Berlatih agar gesit dan tangkas
6. Biasakan check and Re-check
a. Buatlah check-list
b. Re-check
 Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Hisham Al-Talib):
1. Rancang aktivitas harian Anda pada setiap pagi dengan mencatat hal-
hal yang akan dikerjakan, dan tandai dengan coretan kalau sudah
dikerjakan
2. Jangan mengunjungi teman tanpa menelponnya terlebih dahulu
3. Senantiasa membawa pensil dan kertas atau nota kecil dalam
kantong Anda sehingga Anda mampu mencatat rencana dan ide pada
waktu yang terluang
4. Rancang waktu istirahat dan coba menyesuaikannya dengan waktu
shalat
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  13  
5. Manfaatkan waktu terluang dengan membaca, menghafal, atau
melakukan sesuatu yang konstruktif (membangun)
6. Jika Anda mempunyai janji, pastikan kedua pihak mengerti
waktunya yang jelas
7. Aturlah waktu perjalanan Anda sesuai dengan jarak yang akan
ditempuh, jatahkan untuk biaya yang tidak terduga agar Anda tiba ke
tempat tujuan pada waktu yang direncanakan
8. Siapkan semua benda yang diperlukan sebelum melakukan suatu
pekerjaan
9. Jauhi orang yang berpikiran dangkal dan tamak untuk mencuri waktu
Anda
10. Jangan melakukan perjalanan sendiri, jika Anda dapat
menyelesaikannya dengan mengirimkan surat atau telepon
11. Jika Anda membawa pesan dari seseorang atau berbelanja, tuliskan
semua barang, dan rencanakanlah perjalanan Anda dengan baik
supaya tidak menempuh jalan yang berjarak dua kali lipat, tetapi
tempuhlah jarak yang tersingkat
12. Cobalah selalu berusaha lebih keras. Kita bisa meningkatkan hasil
antara 10 hingga 15 % dengan melakukan usaha sedikit lebih. Jika
Anda berencana untuk membaca sejumlah halaman tertenu atau
bekerja hingga jam tertentu, Anda bisa memaksa diri melakukan
sesuatu lebih sedikit dari itu. Kebiasaan ini dapat meningkatkan
produksi dan membantu keberhasilan. Karena tugas selalu lebih
banyak dari waktu yang tersedia, kebiasaan ini bisa membuat kita
lebih produktif dan menguntungkan.
Kita tidak harus menghindari beristirahat atau rekreasi. Yang kita
hindari adalah membuang waktu. Rekreasi itu sendiri berarti
menciptakan kembali. Salah satu tragedi terbesar dalam kehidupan
modern ialah kehidupan kita yang tergesa-gesa, kita sering membiarkan
diri kita melesat terlalu jauh dari rohani sehingga diragukan apakah
keduanya dapat bertemu kembali di dunia. Bayangkan bagaimana
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi  P3AI UNSOED Semester 1/2014  14  
indahnya rohani kita berjalan seiring dengan jasmani. Ambillah waktu
sejenak untuk shalat, bertafakur, berfikir dan menguatkan keimanan.
A. Maraji’ :
Manajemen Waktu Islami karangan Yusuf Qardhawi
http://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/manajemen-waktu-dalam-islam/

4. Materi Ma'rifatul Ihsan


1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
WHO AM I ? (Ma’rifatul Ihsan)  
Bertanya dan menjawab tentu bukan hal yang baru untuk kita. Dimana
saja  kita  berada  kadang  ada  saja  sesuatu  yang  bisa menjadi bahan
pertanyaan, apalagi ketika kita berada di tempat
baru ataupun bertemu dengan orang-orang baru. Siapa dia ya?
Tapi sebelum mengenal orang lain, ada baiknya jika kita mengenal
diri kita lebih dulu.
Who am….. i?
Sobat kalo kita ditanya  siapa sih kita mau jawab apa.??? kalo yang
terbersit dalam pikiranmu saya adalah anak bapak ibu…bener bget….saya
adalah manusia bener sekali…sya adalah mahasiswa jurusan ini….shiip
jawaban yang tepat….tapi penahkah menjawab kalo saya mahluk
Allah….yang diciptakan sangat  sepurna dan  sangat  detail….kalo belum
mari kita liat kronolgis kejadiannya di TMII ya Jaksel (tempat mencari ilmu
ya jajaki selalu buku ini…)
Dalam Al-Quran, Allah swt. menjelaskan kronologis kejadian
penciptaan manusia. Mulai dari bahan baku penciptaannya, proses
perkembangannya, dan pertumbuhannya dalam rahim ibu,
hingga ia kemudian dimatikan dan dibangkitkan kembali dari
kematian itu. Dan kronolis ini  samapai sekarang belum terbantahkan
sob…jadi tdak menyesatkan . Perhatikanlah Allah swt. berfirman dalam Al-
Quran :
2
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
“Hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampai pada kedewasaan, dan diantara kamu ada
yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dulu diketahuinya. Dan
kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di
atasnya, hidup dan suburlah bumi itu dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah” (QS. Al-Hajj : 5)  
Subhanallah! Segala sesuatu sudah diperhitungkan Allah
sedemikian rupa. Cermati sekali lagi, kita akan mendapatkan pengetahuan
yang luar biasa dari ayat ini. Masih ada lagi ayat yang berbicara tentang
proses penciptaan manusia. Ini khusus berkaitan dengan janin di dalam
rahim yang mengalami 3 kegelapan. Kita perhatikan ayatnya yuk!  
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam
tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah…” (QS. Az-Zumar:
6)
Tiga kegelapan yang dimaksud ayat tersebut adalah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam selaput  yang  menutup  anak  dalam  rahim.  Hal  ini  juga  tida
3
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
terbantahkan secara ilmiah. Ilmu kedokteran telah membuktikannya. Nah sobat dari sinilah kita akan memulai menjelajah dunia dari kecil remaja dewasa kemudian menjadi tua…lalu…Mati   uups…Mati dah siap….harus siap ya‘ …..hal yang satu ini kagak pake ngantri…  
karena kita muslim yang kuat….
Allah menciptakan manusia melalui dua tahap. Allah pertama kali
menciptakan  jasadnya,  kemudian  meniupkan  ruh  ke  dalam  jasad  itu,
sebagaimana firman Allah swt.:
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan (penciptaan jasadnya),
lalu Kutiupkan dari ruh-Ku ke dalamnya, maka bersujudlah kamu sekalian
kepadanya.” (QS. Shaad: 72)
Nah dari ayat Allah ditas kita tau bawasannya manusia itu punya 3
unsur  materi  berupa  fisik…ruh  adalah  hati  kita  ,  kemudian  yang
signifikan yang membedakan kita dengan makhluk Allah yang laen adalah
akal….
Fisik atau jasad kita jelas terlihat secara kasat mata (kalau nggak
kelihatan kan serem, hiii…). Perlakukanlah jasad ini dengan baik jangan
diperlakukan seperti mesin kalo Aus gak ada gantinya lho… Dalam sebuah
hadits shohih dikatakan,
―Mukmin yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada
mukmin yang lemah‖ (HR Muslim).
Bagaimana cara kita menjadi sosok muslim yang kuat? Pertama kita
harus  memperhatikan makanan.  Makanan  yang  kita  konsumsi  harusnya
halalan thayyiban (halal dan baik). Buka QS ‗Abasa: 24, Al Baqarah: 168
dan 172. Jangan sembarang makan, asal perut  kenyang, tapi gizi tidak
terpenuhi.  Kemudian istirahat yang tepat (QS. An Naba‘: 9), jangan sering
begadang yang tak bermanfaat (inget kata bang roma…jangan bergadang
4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
kalo tiada artinya) tapi juga jangan istirahat trus…yang sedang-sedang saja.
Rasulullah biasanya langsung tidur ba‘da Isya‘, lalu bangun di 1/3 malam
untuk bermunajat pada Allah. Kita juga harus olahraga teratur, jaga
kebersihan, kesehatan diri serta lingkungan sekitar…siap menunaikan hak
jasad kitaaa???
Lalu Ruh….ruh seperti air mengalir pada batang pohon….bahkan
kita hanya sedikit sekali diberi ilmu tetang Ruh karena ini memang hanya
urusanya Allah…waluapun hanya sedikit ilmu yang kita tau tapi kita juga
musti menunaikan hak ruh ini…berikan vitamin dengan dzikrullah
ingat kepada Allah (QS. Surat Ra‘d: 28 dan QS. Al Jumu‘ah: 9-10). Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka kita akan merasakan hidup ini hampa.
Sobat mungkin pernah merasakan hampa?  
Mungkin saat itu kita lagi jauh dari Allah.  
Nah ini juga sebagai pembeda kita dengan hewan ,manusia diciptakan
memiliki akal….akallah yang akan mengerakkan otak kemudian diproses
dalam hati.. dan menjadi sebuah reflek atau tindakan fisik .
Karena itulah Al-Qur‘an sering menyatakan bahwa kerja akal itu dalam hati,
sebab memang tidak ada jeda waktu dari proses-proses itu. Hak atas akal
adalah ilmu (QS. Ali Imron: 190). So bersemangatlah menuntut
ilmu…ilmu apa aja tapi jangan ilmu hitam….ilmu agama itu penting sobat
jangan ditunda-tunda…bukankankah sangat menyedihkan kalau
penyandang cumlaude tapi QS. Al-Fatihah aja gak tau…..
Kalo diibaratkan tiga unsur ini munsyid maka ini adalah trio tak bisa
terpisahkan kalo satu sakit pasti gak jadi tampil cz pasti suaranya jadi
sumbang…. Nah ini ada pembagian suaranya biar gak pada binggun
5
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
Unsur Wilayah yang terbentuk
Hasil proses Kebutuhannya
Fisik Cara berperilaku Karakter Makan, olahraga, istirahat, dll Ruh/hati Cara merasa Mental Ibadah (sholat, dzikir, puasa, dll) Akal Cara berpikir Visi Belajar (ilmu dunia dan akhirat)
Arti kebahagiaan….
Seorang aktris bernama Laila Murad, bercerita tentang suaminya (Anwar
Wajd) yang berkeinginan mempunyai uang sejuta poundsterling untuk
membeli kebahagiaan (emang bisa ya??). Selang beberapa waktu setelah
suaminya bekerja dengan menguras tenaga, pikiran, dan waktu (sampai lalai
dari semua hal selain uang), cita-citanya pun menjadi kenyataan. Ia
memperoleh uang lebih dari sejuta poundsterling, tetapi mendadak ia
diserang penyakit kanker hati. Uang yang ia miliki habis untuk berobat.
Namun penyakit yang ia derita tak kunjung sembuh. Sampai-sampai setiap
hari pun ia tak bisa makan kecuali sedikit. Akhirnya ia meninggal dengan
membawa penyesalan yang amat dalam.‖  
Pandai-pandailah engkau memilih…
“Maka Dia (Allah) mengilhamkan kepada manusia (jalan) fujur
dan taqwa.” (QS. Asy Syams: 8)
Hanya ada dua pilihan fujur atau taqwa!!!
Fujur representasi dari kebatilan kejahatan keburukan yang
menjadikan hidup hancur   bergelimang dosa yang tak terukur. Sementara
taqwa representasi kebenaran, kebaikan dan keindahan bonusnya adalah
6
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
pahala yang tiada terkira dan menjadikan kita bahagia dalam syurga..mau
...mau???.
Sebab sesungguhnya dua potensi itu tidak akan pernah bertemu
pada satu waktu dalam diri manusia. Tidak akan beriman seseorang ketika
ia sedang dalam kemaksiatan, sebagaimana bukanlah disebut ahli maksiat
ketika  ia  sedang  melakukan aktivitas amal  kebaikan.  Maka,  Allah  swt.
menjanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, balasan sesuatu yang tidak
diberikan kepada orang-orang kafir yang berbuat fujur.
Sebagaimana Allah swt. berfirman:
―Sesungguhnya orang kafir, ahli kitab, dan orang musyrik masuk
ke dalam neraka jahanam dan mereka kekal di dalamnya, mereka itulah
sejelek-jelak makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya….‖ (QS.Al-
Bayyinah: 6-8)
So….pandai pandailah memilih….sobat…!!!!  
Ubah Cara Berpikir Kita
Apa yang sobat semua lakukan ketika dihadapkan dalam kondisi yang sulit?
Masalah keluarga yang rumit? Dead line tugas yang menumpuk? Dan lain
sebagainya. Apakah akan mengalami stress? Marah-marah? Atau kita akan
merasa diri kita orang paling malang di dunia? Tunggu,dunia belum runtuh
sobat.
Banyak hikmah tersimpan dibalik setiap ujian. Lalu gimana seharusnya kita
bersikap?? Sebelumnya, kita dengar obrolan Hanif dan jono (mahasiswa
semester 1 UNSOED) yang notabene sedang ikut Mentoring
7
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
Hanif   : What happen Jon? Kenapa nangis… aduh, malu kalo dilihat
temen2!
Jono     : Gue ga‘ peduli Nip, bayangin! Udah baik gue mau ngerjain
laporan praktikum, eh tega aja tu asisten ngasih nile 27, mana
barusan gue diputus sama Cici lagi. Oh, dunia ga adil!!!!
Hanif   : Istighfar Jon…. Mungkin tu ujian or peringatan dari Alloh, kan
kemarin laporannya memang copy paste, lagian pacaran malah
bikin tekor, istri bukan, tapi permintaannya selangit.
Jono     : Wah, lo tu, tega banget malah ngomong gitu, temen gue bukan sih
lo.
Hanif   : Sabar Sob,,,,,, denger ni, masih banyak yang lebih menderita dari
ente, tu temen sekelas kita si Ais, dilarang pake jilbab sama ibu
tirinya, sampai disuruh pergi dari rumah gara2 nekat pakai jilbab.
Ada juga di berita tadi siang seorang bayi baru lahir di Palestina
ditembak , bayangin gimana perasaan ibu yang susah payah
mengandungnya 9 bulan.
Jono     : Iya ya, tapi tetep sedih bro.
Hanif   : Ane ada cerita ni Jon. Suatu hari ada orang yang gagal bisnis
milyaran rupiah, dia sedih banget lalu pergi ke kakek yang bijak.
Kakek itu memberikan segenggam garam, lalu disuruh masukkan
dalam segelas air dan disuruh minum orang itu. Pastinya asin
sekali rasanya. Trus si kakek mengajak orang itu pergi ke telaga
blakang rumahnya, garam segenggam itu ditaburkan di telaga dan
orang iitu meminum airnya lagi. Ternyata rasanya segar. Nah!
Sudah tau belum hikmahnya?
Jono     : Ooooo, ga tau.hehe
8
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
Hanif   : wah ente ni, maksudnya semua tergantung cara pikir en kelapangan
hati kita Sob. Kalau tiap masalah kita hadapi dengan hati yang
lapang ―all is well‖ ―all is well‖ ―all is well‖ dan possitif thinking
sama Alloh, tiap masalah tu kecil. Lagi pula ni bukan pertama kali
ente diputusin pacar kan??? 
Jono     : Iya ya bro, ok deh senyum lagi. Btw, lo kayak kakek tua bijak Nip!
Hanif   : Wah dah dinasehatin malah ngejek  
Ingat sabda Rosul tercinta
―   Menakjubkan keadaan orang-orang beriman, urusan apapun
baginya jadi baik dan tidak ada yang demikian itu pada siapapun kecuali
pada orang-orang yang beriman. Jika mereka mendapat nikmat, mereka
bersyukur. Maka yang demikian itu baik baginya. Jika mereka tertimpa
keburukan atau musibah, mereka bersabar. Maka yang demikian itu baik
baginya.‖  
Nah sikap kaya gini neh sikapnya seorang mukmin sejati… satu lagi yang
musti kita ingat bahwa Alloh SWT juga telah berfirman dalam Q.S. Al-
Baqoroh:286
―…Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa yang dikerjakannya…‖
Ujian juga merupakan cara Alloh untuk mengukur kadar keimanan kita.
―Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan „Kami
telah beriman‟, sedang mereka tidak diuji lagi?‖ (Q.S. Al-Ankabut:2)
Sudah tahu kan sekarang kenapa manusia hidup itu selalu diuji??
9
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
Mulai  sekarang,  yukz  kita  berbaik  sangka  pada  Alloh.  Biar  hati  lebih
tenang....  
Karena engkau Begitu Istimewa….
Sobat, seperti dijelaskan di awal, manusia mempunyai
keistimewaan  yang  tidak  dimiliki  makhluk  lain.  Keistimewaan tersebut
antara lain:
a.    segi penciptaan
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dinyatakan Allah
sebagai sebaik-baik penciptaan, sebagaiman firman-Nya :
“Sesungguhnya  Kami  telah  menciptakan  manusia  dalam  bentuk  yang
sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Coba bandingkan organ tubuh kita dengan organ tubuh makhluk
Allah yang lain, pastilah kita akan melihat manusia lebih sempurna
penciptaannya. Wajah kita yang cantik dan ganteng ini tentulah tidak
disamai oleh hewan. Lalu mata kita yang jernih, hidung kita yang bisa
lancar menghirup udara, telinga yang normal mendengar, jantung kita yang
tak henti berdetak dan organ lainnya. Demikian pula penciptaan mekanisme
kerja dalam tubuh manusia, tak ada satupun makhluk yang mampu
melakukan kreasi sesempurna ciptaan Allah pada diri manusia.
b.    segi ilmu
Allah menciptakan manusia dengan kelengkapan otak dan
potensinya   agar   manusia   mampu   mengembangkan   diri   dan   alam
disekitranya itlah salah satu  keistimewaan kita… berbeda denga  hewan
hanya   memiliki   instink,   sehingga   segala   geraknyapun   hanya   naluri
alamiah… Apalagi dibandingkan dengan tumbuhan yang tak diberi indera,
10
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
maka terbukti manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa mencerna
ilmu dan teknologi secara baik.
c.    segi kehendak
Kita sebagai manusia pastilah punya kehendak. Kita bisa memilih
mana jalan yang baik dan mana yang sesat. Sekedar ilmu belum tentu bisa
mengarahkan kepada kebaikan. Yang bisa mengarahkan orang pada
kebaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat. Manusia bebas
berkendak  bebas  menentukan  arah  mana  yang  akan  dituju  lain  halnya
dengan hewan atau malaikat mreka hanya diberikan satau pilihan untuk
bertaqwa kepada Allah.
d.    segi posisi
Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara
makhluk lainnya di bumi, yakni ia sebagai pemimpin atau khalifah di bumi
ini, sehingga manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan
hidupnya. Sebagaimana firman Allah:
“Dialah (Allah) yang menjadikan segala hal yang ada di bumi
ini untuk kamu.” (QS. Al-Baqarah: 29)
Dengan ilmu yang dimilikinya, manusia bisa memanfaatkan segala
sesuatu di alam ini sehingga bermanfaat untuk kemakmuran bersama.
e.    segi kemampuan bicara
Jika kita perhatikan semua makhluk hidup yang diberi mulut,
semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing-masing. Binatang-
binatang berbicara dengan krakter khas mereka masing-masing seperti
mengembik, mengaum, berkicau, dan lain-lain. Adapun manusia, ia bisa
berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan
suara alam dan binatang. Allah swt. berfirman:
11
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
“Ar-Rahman yang telah mengajarkan Al-Qur‟an. Dia menciptakan
manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-Rahman: 1-4).  
f.    segi tendensi moral
Manusia dapat dibentuk menjadi baik atau buruk, bahkan bisa juga
berperan ganda sebagaimana orang munafik. Dalam segi ini sangat tampak
perbedaan manusia dengan binatang. Binatang sulit atau malah tidak bisa
dibentuk dengan sifat dan karakter mereka yang bermacam-macam.
Karenanya tidak ada ya binatang munafik? Sedangkan manusia bisa saja
melakukannya dan bisa membentuk moralnya menjadi apapun yang
diinginkan.  
On mission
Kita hidup didunia ini harus punya misi…sobat banyak misi yang harus kita
jalani agar hidup didunia ini tak sia-sia…
1.    Beribadah kepada Allah swt.
Pernah bepikir kalo ternyta selama kita hidup ini belum pernah
membaca bahwa udara kita hirup ini harus bayar….air yang kita pakai
sehari-hari ini akan habis atau nelayan yang kehabisan ikan padahal
setiap hari ditangkapi…..seberapa nikmat allah yang telah kita syukuri
bahkan tinta sebanyak air lautan yang ada dimuka bumi inipun tidak
akan cukup untuk menuliskan nikmat allah tersebut….seperti
disampaikan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 berikut.
―Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.
12
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
Jadi pekerjaan utama kita adalah menyembah (beribadah) kepada
Allah, bukan untuk yang lainnya. Kita harus ingat, ibadah disini dalam
arti luas yang tidak melulu sholat, zakat, puasa, naik haji dan
sebagainya, namun bermakna luas…tersenyum pada saudara seiman
juga ibadah…bahkan menyingkirkan duri dijalan saja udah dihitung
ibadah…
maka bekerjalah hanya untuk Allah maka Allah akan
membereskan semua pekerjaanmu…..kalau semua sudah
diniatkan hanya untuk ibadah kepada Allah tidak akan ada yang mampu
menghalangi kehendak Allah….siap bekerja hanya untuk allah…kuliah
hanya untuk Allah, tersenyum hanya untuk Allah….kalao kita sudah
siap tinggal tunggu surprise apa yang akan Allah berikan pada
kita…Segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena
ketaatan dan ketundukannya kepada Allah adalah ibadah.
Dan kunci ibadah adalah kesyukuran dalam setiap proses
sobat…so pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah.
2.    Sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah fil ardhi)
Allah swt. memilih manusia untuk memimpin dan mengelola
bumi dengan seluruh isinya. Hal ini karena kelebihan manusia atas
kehendak Allah  swt.  yang  tidak  dimiliki  oleh  makhluk  lain,  yakni
kecerdasan yang dimilikinya. Perhatikan firman Allah swt. berikut;
“Ingatlah    ketika    Tuhanmu    berfirman    kepada    malaikat,
„sesungguhnya  Aku  hendak  menjadikan  khalifah  di  muka  bumi.‟
Mereka berkata, „Mengapa  Engkau hendak  menjadikan khalifah di
bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan  darah,  padahal  kami  senantiasa  bertasbih  dengan
13
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
memuji   Engkau   dan   mensucikan   Engkau?‟    Tuhan   berfirman,
‟Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui.” (QS.
Al-Baqarah: 30)
Nah, ternyata manusialah yang dipilih Allah untuk memimpin di
bumi, bukan malaikat atau yang lainnya. Memimpin disini bukan dalam
arti  sekehendaknya, tapi  tetap  ada  aturannya.  Pertama,  orang  yang
diangkat   sebagai   pemimpin   (khalifah)   bukan   berfungsi   sebagai
penguasa mutlak, karena jelas, penguasa mutlak itu hanya Allah swt.
Kedua, ia harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya,
bukan atas kemauannya sendiri. Ketiga, ia tidak boleh bertindak
melampaui batas  yang  telah  ditentukan. Keempat, ia  harus  berbuat
menurut kehendak yang mengangkat. Jadi, tetap ada ketundukan dan
kepatuhan kepada Allah swt.
Disinilah fungsi amar ma‟ruf nahi munkar itu. Manusia diberi
pilihan untuk bisa memimpin dengan baik atau sebaliknya, menjadikan
kerusakan. Dan kembali kepada konsekuensi di awal, segala perbuatan
kita akan bermuara pada surga atau neraka di akhirat nanti.
“Setiap kalian (manusia) adalah pemimpin yang kelak pastilah
akan dimintai pertanggungjawabannya” (Al-Hadits)
3.    Untuk Membangun Peradaban
Manusia adalah makhluk berperadaban sebagaimana Islam itu
sendiri. Dalam ayat-ayat Al-Quran telah membahas tema-tema global
seperti alam, manusia, dan kehidupan. Tema-tema ini merupakan
landasan peradaban manusia. Al-Quran juga menghadirkan realitas
sejarah  masa  lalu  yang  dibingkai  dalam perspektif peradaban serta
menghadirkan tema-tema baru dalam ruang lingkup pembahasan
peradaban.
14
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)  
Kita tentu ingat bagaimana Rasulullah dan para sahabat
membentuk peradaban yang luar biasa indah. Yang mampu
menghidupkan Islam hampir dua pertiga bagian dunia dengan
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan yang dibawanya.
Subhanallah… Kisah teladan itulah yang kita contoh untuk membangun
peradaban manusia agar kembali kepada Al-Quran dan sunnah Rasul.
Yup Sobat, setelah kita memahami tujuan kita diciptakan, sekarang saatnya
kita untuk menjadi muslim yang baik—bukan sekadar muslim KTP.
Jadikan Pandangan Allah swt sebagai yang Utama.
Jangan  sampai  kita  melakukan  atau  meninggalkan  suatu  amal  karena
manusia (Wah bahaya bisa mengarah ke syirik tuh). Pakai baju ala amerika
biar dianggap gaul, makan fastfood biar ga ketinggalan jaman, sampai bela-
belain maksa ortu beliin blackberry. Haduh...
Sobat, yang musti kita yakini adalah
sesuatu yang baik menurut manusia, belum tentu baik menurut Allah.
Demikian juga sebaliknya, sesuatu yang buruk menurut manusia,
belum tentu buruk menurut Allah.
So..selagi apa yang kita lakukan tidak melanggar syari‘at Alloh Just do it!!!
And remember , pada hari kiamat nanti hukum Allahlah yang akan berlaku.
Akhirnya dari semua uraian di atas, kita akan mendapatkan jawaban
dari pertanyaan di awal tentang siapa sebenarnya diri kita.  
Who am I? I am a…………………………………
15
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)    

3. Materi Ma'rifatul Islam


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
MA’RIFATUL ISLAM
Islam merupakan perwujudan aturan hidup yang telah diwahyukan oleh Allah SWT
kepada manusia. Oleh karena itu Islam disebut juga Diinullah. Diin memiliki makna yang
berbeda dari agama (milah). Islam memiliki ciri dan sifat tertentu yang menggambarkan
kehidupan manusia secara keseluruhan.
Pemahaman Islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam, menyeluruh,
lengkap dan sempurna berdasarkan Al Qur’an dan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah
SAW. Islam merupakan agama para Nabi mulai dari Adam AS sampai Nabi yang terakhir yaitu
Nabi Muhammad SAW.
Islam memiliki beberapa makna yang menggambarkan sifat Islam itu sendiri, antara lain :
Islam Diil Al-Anbiya Wal Mursalin, Islam Minhajul Hayah (pedoman hidup), Ahkamullah fi
kitabihi wa sunnah rasulihi (hukum Allah yang ada dalam Al-Qur’an dan As Sunnah), Ash-
shirath al mustaqim (jalan yang lurus) dan Salamah dunia wal akhirat (selamat dunia dan
akhirat). Diharapkan setelah memahami Islam secara menyeluruh kita dapat memperbaiki amal
ibadah kita di dunia sebagai wujud pelaksanaan tujuan kita diciptakan di bumi ini, QS. Adzariyat
(51) : 56
Makna Islam
Secara bahasa Islam berarti :
a. Al Wajh (menundukan wajah), QS. An Nisaa’ (4) : 125
b. Al Istislam (berserah diri), QS. Ali Imran (3) : 83
c. As Salaamah (suci, bersih), QS. As Syuara (26) : 89
d. As Salaam (selamat/sejahtera), QS. Al An’am (6) : 54
e. As Salm (perdamaian), QS. Muhammad (47) : 35
Secara istilah Islam berarti :
Islam dalam Al-Qur’an disebut Ad Diin mengandung arti sistem kehidupan yang
menyeluruh termasuk ibadah, kemasyarakatan, politik dan jihad. Islam mencakup keseluruhan
hidup. Islam secara lengkap menyediakan keperluan manusia untuk mengatur kehidupan oleh
karena itu Islam itu tinggi dan tiada yang menandinginya, QS. Ali Imran (3) : 19
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
Islam bagaikan sebuah bangunan yang sempurna dengan pondasi aqidah yang kuat dan sendi
tiang berupa ibadah kepada Allah dan diperindah dengan akhlak yang mulia. Peraturan dalam
syariat Allah adalah yang memperkuat bangunan tersebut, manakala da’wah dan jihad
merupakan pagar-pagar yang menjaga dari kerusakan musuh-musuh Islam. Islam juga
memperhatikan suatu keseimbangan dimana Islam sebagai diin tidak hanya mengejar
kepentingan akhirat tapi juga kepentingan dunia. Islam menggambarkan suatu keutuhan dan
kesatuan dengan berbagai aspek kesempurnaan. Dengan demikian Islam adalah agama yang
komprehensif yang mengatur semua yang ada di alam agar kembali kepada hukum Allah,
pencipta alam ini.
Kesempurnaan Islam
Setiap muslim diperintah oleh Allah SWT untuk masuk dan memeluk Islam secara
keseluruhan agar kita memahami bahwa Islam itu sempurna maka kita pertama-tama harus
menyadari dan memahami bahwa Islam itu sempurna dilihat dari berbagai aspek, yaitu :
a. Syumuliyatuz Zaman
Islam sebagai aturan hidup sepanjang masa menunjukkan bahwa Islam diperuntukkan kepada
semua alam semesta tidak terkecuali. Manusia sebagai khalifah bertugas menjaga, membangun
dan memelihara melalui penutup nabi yaitu Muhammad SAW, beliau membawa risalah yang
sama dengan nabi Adam AS sebagai khatam al anbiya (penutup nabi) maka seluruh risalah yang
dibawa para nabi sebelumnya dilengkapi dan disempurnakan sehingga berlaku bagi seluruh
manusia, tidak hanya untuk umat Rasulullah SAW pada saat itu saja, namun berlaku hingga
akhir jaman, QS. As Saba (34) : 28
b. Syumuliyah Al Minhaj (kesempurnaan Pedoman)
Islam sebagai minhaj yang sempurna didasari kepada asas Aqidah, dibina dari akhlak dan ibadah
kemudian didukung oleh da’wah dan jihad. Asas dari Islam adalah aqidah. Tanpa aqidah maka
tidak akan kuat bangunan Islam karena ibarat rumah aqidah adalah pondasinya, kekuatan rumah
dan bangunan dipengaruhi oleh kekuatan pondasi itu sendiri.
Pada sebuah rumah bila aqidah diibaratkan sebagai pondasinya maka akhlaq dan ibadah
sebagai bangunan yang akan mengokohkan dengan membentuk bagaimana rupa rumah tersebut,
semakin bagus ibadah dan akhlaknya semakin bagus bentuk dan rupa rumah tersebut. untuk
memperindah rumah tersebut perlu ada hiasan di rumah tersebut dengan da’wah dan jihad
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
melalui dukungan da’wah dan jihad, maka pondasi tetap kuat dan kukuh, bangunan terpelihara
dengan baik, hiasan rumah yang utama adalah atapnya dengan atap maka rumah yang dibangun
akan berfungsi dengan baik. Tanpa atap, sebagus apapun bentuk bangunannya tidak akan dapat
berfungsi dengan baik, QS. Ali Imran (5) : 104
c. Syumuliyah Al Makan
Seluruh tempat di muka bumi ini adalah tempat yang sesuai dengan Islam. Demikian pula
siapa pun orangnya dan darimana pun asalnya, tetap di bawah naungan Islam. Semua itu
diciptakan oleh Allah. Karena hanya Allah penciptanya maka seluruh makhluk dan alam dimana
pun sama, sama-sama diciptakan Allah sehingga Islam yang dijadikan sebagai pedoman hidup
maka Islam berlaku bagi seluruh makhluknya dimana pun mereka berada. QS. Al Baqarah (2) :
163-164.
Sistem yang terkandung dalam Islam
Sebagai sebuah pedoman hidup bagi umat manusia dulu, kini dan yang kan datang, Islam
memiliki kesempurnaan sehingga fleksibel di segala jaman dan lengkap sehingga dapat
dipergunakan di segala jaman pula, diantara sistem yang terkandung di dalam Islam ialah:
1. Islam Sebagai Akhlaq
Islam sebagai diin tidak hanya berisi tentang cara peribadatan namun Islam mempunyai
sistem akhlaq yang membedakannya dengan sistem moral/tingkah laku buatan manusia. Akhlaq
Islam adalah akhlaq yang berpandukan kepada Al Qur’an. Islam mengajarkan hubungan Allah
sebagai khalik dan manusia sebagai makhluk. Maksudnya, akhlaq adalah tingkah laku makhluk
yang diridhai Khalik.
Sistem akhlaq dalam pandangan Islam mencakup seluruh kehidupan alam dan manusia
dengan berlandaskan kepada prinsip-prinsip dasar alam dan manusia. Manhaj yang bersesuaian
dengan tashawur umum ini bersumber dari Allah SWT, oleh karena itu Islam dapat melahirkan
perilaku amal saleh dan akhlaq yang mulia. Namun amat disayangkan hal yang tragis terjadi
sekarang adalah seorang muslim bekerjasama dengan orang yang memusuhi Islam dan
mengesampingkan kaum muslimin karena terikat oleh satu ide atau ikatan.
Hal ini terjadi karena aqidah mu’min belum mantap di hati mu’min tersebut. ia belum pernah
mendapat pendidikan Islam yang benar dan belum mendapat kesempatan hidup di lingkungan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
Islami yang membudayakan akhlaq Islami, berarti ia masih memiliki hati nurani dan fitrah yang
benar.
Secara umum bentuk-bentuk akhlaq itu dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Akhlaq kepada Allah, QS. Al Baqarah (2) : 186
2. Akhlaq kepada Rasul, QS. An Nisaa’ (4) : 80
3. Akhlaq kepada diri sendiri, QS. Al Baqarah (2) : 43-44
4. Akhlaq kepada sesama, QS. Al Baqarah (2) : 83
5. Akhlaq kepada alam, QS. Al Baqarah (2) : 30
Dengan kelima akhlaq di atas, maka seorang mu’min akan meninggalkan perbuatan tercela
dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia.
2. Islam Sebagai Pedoman Hidup
a. Konsep keyakinan, QS. Al baqarah (2) : 255
b. Konsep moral (akhlaq), QS. Al A’raf (7) : 96
c. Konsep tingkah laku, QS. Al Baqarah (2) : 138
d. Syu’ur (perasaan), QS. Ar Rum (30) : 30
e. Konsep pendidikan (tarbawi), QS. Al Baqarah (2) : 151,
Hadits “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga akhir hayat” (HR. Muslim)
f. Konsep sosial (ijtima’i), QS. Ar Rum (30) : 22, An Nur (24) : 2-10
g. Konsep politik (as siyasi), QS. Yusuf (12) : 40
h. Konsep ekonomi (Iqtishadi), QS. Al Baqarah (2) : 275-276
i. Konsep kemiliteran (Al Asykaari), QS. Al Anfaal (8) : 60
j. Konsep hukum/peradilan (Al Jinaa’i), QS. An Nisaa’ (4) : 65
beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-ayat Al-Qur’an. Diantara
poin-poinnya adalah:
1. Islam sebagai wahyu ilahi ( )اﻟ َﻮ ْﺣ ُﻲ اْ ِﻹﻟَ ِﮭﻲ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) (ِد ْﯾ ُﻦ اْﻷ َ ْﻧِﺒﯿَﺎ ِء
َواْﻟُﻤْﺮَﺳﻠِْﯿَﻦ )Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS. 3 : 84)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
ْﺳﺒَﺎ ِط َوَﻣﺎ أ ُوﺗِ َﻲ ُﻣﻮ َﺳﻰﻗُ ْﻞ آ َﻣﻨﱠﺎ ِﺑﺎ ﱠِ َوَﻣﺎ أ ُ ْﻧِﺰ َل َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ َوَﻣﺎ أ ُ ْﻧِﺰ َل َﻋﻠَﻰ إِ ْﺑ َﺮاھِﯿَﻢ َوإِ ْﺳ َﻤﺎ ِﻋﯿ َﻞ َوإِ ْﺳ َﺤﺎ َق َوﯾَ ْﻌﻘُﻮ َب َواﻷ َ َو ِﻋﯿ َﺴﻰ َواﻟﻨﱠﺒ ِﯿﱡﻮ َن ِﻣ ْﻦ  َرﺑﱢ ِﮭْﻢ ﻻَ ﻧُﻔَ ﱢﺮ ُق ﺑَ ْﯿ َﻦ أ َ َﺣ ٍﺪ ِﻣْﻨﮭُ ْﻢ َوﻧَ ْﺤ ُﻦ ﻟَﮫُ ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤﻮ َن
“Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan
yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang
diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."
3. Sebagai pedoman hidup ( )ِﻣْﻨَﮭﺎُج اْﻟَﺤَﯿﺎِة
Allah berfirman (QS. 45 : 20)
ھَ َﺬا ﺑَ َﺼﺎﺋِ ُﺮ ﻟِﻠﻨﱠﺎ ِس َوھُ ًﺪى َو َر ْﺣ َﻤﺔٌ ﻟِﻘَ ْﻮ ٍم ﯾُﻮﻗِﻨُﻮ َن
Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW
أ َ ْﺣ َﻜﺎ ُم ﷲِ ﻓِ ْﻲ ( )ِﻛﺘَﺎِﺑِﮫ َو ُﺳﻨﱠ ُﺔ َر ُﺳ ْﻮﻟِ ِﮫ
Allah berfirman (QS. 5 : 49-50)
ِﺮﯾ ُﺪ ﱠﷲُ أ َ ْن أ َ ْﻧ َﺰ َل ﱠﷲُ إَِﻟْﯿ َﻚ ﻓَﺈِ ْن ﺗَ َﻮﻟ ﱠ ْﻮا ﻓَﺎ ْﻋﻠَ ْﻢ أ َﻧﱠ َﻤﺎ ﯾُ َوأ َ ِن ا ْﺣ ُﻜْﻢ ﺑَ ْﯿﻨَﮭُ ْﻢ ﺑ ِ َﻤﺎ أ َْﻧ َﺰ َل ﱠﷲُ َوﻻَ ﺗَﺘﱠﺒ ِ ْﻊ أ َ ْھ َﻮا َءھُ ْﻢ َوا ْﺣ َﺬ ْرھُ ْﻢ أ َ ْن ﯾَْﻔﺘِﻨُﻮ َك َﻋ ْﻦ ﺑَ ْﻌ ِﺾ َﻣﺎ
ﯾُ ِﺼﯿﺒَﮭُ ْﻢ ﺑ ِﺒَ ْﻌ ِﺾ ُذﻧُﻮﺑ ِ ِﮭْﻢ َوإِ ﱠن َﻛﺜِﯿ ًﺮا ِﻣ َﻦ اﻟﻨﱠﺎ ِس َﻟﻔَﺎ ِﺳﻘُﻮ َن أ َﻓَ ُﺤ ْﻜَﻢ ْاﻟ َﺠﺎ ِھﻠِﯿﱠ ِﺔ ﯾَ ْﺒ ُﻐﻮ َن َوَﻣ ْﻦ أ َ ْﺣ َﺴ ُﻦ ِﻣ َﻦ ﱠﷲِ ُﺣ ْﻜ ًﻤﺎ ﻟِﻘَ ْﻮ ٍم ﯾُﻮﻗِﻨُﻮ َن *
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah
orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. ( )اﻟ ﱢﺼ َﺮاطُ اْﻟُﻤ ْﺴﺘَﻘِ ْﯿ ُﻢ
Allah berfirman (QS. 6 : 153)
َوأ َ ﱠن ھَ َﺬا ِﺻ َﺮا ِطﻲ ُﻣ ْﺴﺘَﻘِﯿ ًﻤﺎ ﻓَﺎﺗﱠﺒ ِ ُﻌﻮهُ َوﻻَ ﺗَﺘﱠﺒ ِ ُﻌﻮا اﻟ ﱡﺴﺒُ َﻞ َﻓﺘَﻔَ ﱠﺮ َق ﺑ ِ ُﻜْﻢ َﻋ ْﻦ َﺳﺒ ِﯿﻠِ ِﮫ َذﻟِ ُﻜْﻢ َو ﱠﺻﺎ ُﻛْﻢ ﺑ ِ ِﮫ ﻟَ َﻌﻠ ﱠ ُﻜْﻢ َﺗﺘﱠﻘُﻮ َن  
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu
dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”
6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.(َﺳﻼَ َﻣﺔ ُ اﻟ ﱡﺪْﻧَﯿﺎ َواْﻵ ِﺧ َﺮةِ )
Allah berfirman (QS. 16 : 97)
 َﻤﻠُﻮ َن ٍﺮ أ َ ْو أ ُ ْﻧﺜَﻰ َوھُ َﻮ ﻣُ ْﺆ ِﻣ ٌﻦ ﻓَﻠَﻨُ ْﺤﯿ ِﯿَﻨﱠ ُﮫ َﺣﯿَﺎةً طَﯿﱢﺒَ ًﺔ َوَﻟﻨَ ْﺠ ِﺰﯾَﻨﱠﮭُ ْﻢ أ َ ْﺟ َﺮھُ ْﻢ ﺑ ِﺄ َ ْﺣ َﺴ ِﻦ َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﯾَ ْﻌ َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ َﺻﺎﻟِ ًﺤﺎ ِﻣ ْﻦ َذ َﻛ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
Keuniverselan Islam
Islam merupakan pedoman hidup yang universal, yang mencakup segala aspek kehidupan
manusia dalam semua dimensi waktu, tempat dan sisi kehidupan manusia.
1. Mencakup seluruh dimensi waktu
Artinya bahwa Islam bukanlah suatu agama yang diperuntukkan untuk umat manusia pada masa
waktu tertentu, sebagaimana syariat para nabi dan rasul yang terdahulu. Namun Islam merupakan
pedoman hidup yang abadi, hingga akhir zaman. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an (QS.
21:107):
َوَﻣﺎ أ َ ْر َْﺳﻠﻨَﺎ َك إِﻻﱠ َر ْﺣ َﻤﺔً ﻟِْﻠَﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َﻦ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Rahmat bagi semesta alam artinya bagi seluruh makhluk Allah di muka bumi ini sepanjang
masa. Rasulullah SAW sendiripun diutus sebagai nabi dan rasul terakhir yang ada di muka bumi,
yang menyempurnakan syariat nabi-nabi terdahulu. Allah berfirman (QS. 33 : 40)
 ْﻲٍء َﻋﻠِﯿًﻤﺎَﻣﺎ َﻛﺎَن ُﻣَﺤﱠﻤ ٌﺪ أ َﺑَﺎ أ َ َﺣ ٍﺪ ِﻣ ْﻦ ر ِ َﺟﺎﻟِ ُﻜْﻢ َوﻟَ ِﻜ ْﻦ َر ُﺳﻮ َل ﱠﷲِ َو َﺧﺎﺗََﻢ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﯿﯿ َﻦ َو َﻛﺎ َن ﱠﷲُ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Sebagai nabi dan rasul terakhir berarti tidak akan ada lagi nabi dan rasul yang lain yang akan
menasakh (menghapus) syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
Rasulullah SAW lakukan terhadap syariat para nabi dan rasul yang lain. Hal ini juga
menunjukkan bahwa risalah nabi Muhammad merupakan risalah abadi hingga akhir zaman.
2. Mencakup seluruh dimensi ruang
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan pedoman hidup yang tidak dibatasi oleh batasan-
batasan geografis tertentu, seperti hanya disyariatkan untuk suku atau bangsa tertentu. Namun
Islam merupakan agama yang disyariatkan untuk seluruh umat manusia, dengan berbagai bangsa
dan sukunya yang berbeda-beda. Allah SWT berfirman (QS. 34 :28)
َﺎ أ َ ْر َْﺳﻠﻨَﺎ َك إِﻻﱠ َﻛﺎﻓ ﱠﺔً ِﻟﻠﻨﱠﺎ ِس ﺑَ ِﺸﯿ ًﺮا َوﻧَ ِﺬﯾ ًﺮا َوﻟَ ِﻜ ﱠﻦ أ َ ْﻛﺜَ َﺮ اﻟﻨﱠﺎ ِس ﻻَ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن  َوﻣ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
Dari ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an tidak hanya diturunkan
untuk orang Arab secara khusus, namun juga untuk orang Eropa, Rusia, Asia, Cina dan lain
sebagainya.
3. Mencakup semua sisi kehidupan manusia.
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan pedoman hidup manusia yang mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia, dan tidak hanya agama yang mengatur peribadahan saja sebagaimana
yang banyak difahami oleh kebanyakan manusia pada saat ini. Sesungguhnya Islam mencakup
seluruh aspek dan dimensi kehidupan manusia, diantaranya adalah:
a. Peribadahan
 َوَﻣﺎ َﺧﻠَْﻘ ُﺖ اْﻟ ِﺠ ﱠﻦ َوا ِﻹْﻧ َﺲ إِﻻﱠ ﻟِﯿَ ْﻌﺒُ ُﺪو ِن
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51
: 56)
b. Akhlak (Etika/ Tata krama/ Budi Pekerti)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
ْﺧﻼَق ِ َﻋ ْﻦ أ َﺑ ِﻲ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮةَ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل َر ُﺳﻮ ُل ﱠﷲِ َﺻﻠ ﱠﻰ ﱠﷲُ َﻋﻠَﯿْ ِﮫ َو َﺳﻠ ﱠ َﻢ إِﻧﱠ َﻤﺎ ﺑُ ِﻌْﺜ ُﺖ ﻷ ُﺗَ ﱢﻤَﻢ َﺻﺎﻟِ َﺢ اﻷ َ
“Bahwasanya aku diutus adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak/ moral.”
c. Ekonomi
َﻛ ْﻲ ﻻَ ﯾَ ُﻜﻮ َن ُدوﻟَﺔً ﺑَ ْﯿ َﻦ اﻷ َ ْﻏﻨِﯿَﺎ ِء ِﻣْﻨُﻜْﻢ
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
“supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu." (QS. 59
: 7)
d. Politik
اﻟﻨﱠ َﺼﺎ َرى أ َ ْوﻟِﯿَﺎ َء َﺑ ْﻌ ُﻀﮭُ ْﻢ أ َ ْوﻟِﯿَﺎ ُء ﺑَ ْﻌ ٍﺾ َوَﻣ ْﻦ ﯾَﺘَ َﻮﻟ ﱠﮭُ ْﻢ ِﻣْﻨ ُﻜْﻢ َﻓﺈِﻧﱠﮫُ ِﻣْﻨﮭُ ْﻢ ﯾَﺎأ َﯾﱡﮭَﺎ اﻟ ﱠ ِﺬﯾ َﻦ َءا َﻣﻨُﻮا ﻻَ ﺗَﺘﱠ ِﺨُﺬوا اﻟ ْﯿَﮭُﻮ َد َو
إِ ﱠن ﱠﷲَ ﻻَ ﯾَ ْﮭ ِﺪي اْﻟﻘَ ْﻮَم اﻟﻈ ﱠﺎﻟِ ِﻤﯿ َﻦ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. (QS. 5 : 51)
e. Sosial
 َوﺗَ َﻌﺎ َوﻧُﻮا َﻋﻠَﻰ اْﻟﺒ ِ ﱢﺮ َواﻟﺘﱠْﻘَﻮى َوﻻَ ﺗَ َﻌﺎ َوﻧُﻮا َﻋﻠَﻰ ا ِْﻹﺛِﻢ َواْﻟ ُﻌ ْﺪ َوا ِن
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian tolong
menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.” (QS. 5 : 2)
f. Pendidikan
َﺎ َل ﻟ ُْﻘَﻤﺎ ُن ِﻹْﺑﻨِ ِﮫ َوھُ َﻮ ﯾَ ِﻌﻈ ُﮫُ ﯾَﺎﺑُﻨَ ﱠﻲ ﻻَ ﺗُ ْﺸ ِﺮ ْك ﺑ ِﺎ ﱠِ إِ ﱠن اﻟ ﱢﺸ ْﺮ َك ﻟَﻈ ُْﻠٌﻢ َﻋ ِﻈﯿ ٌﻢ  َوإِْذ  ﻗ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. 31 : 13)
Karakteristik Islam
Sebagai agama terakhir yang sempurna, Islam memiliki karakteristik (baca; khasa’ish) yang
membedakannya dengan agama-agama yang terdahulu. Diantara karakteristik Islam adalah:
Pertama : Robbaniyah ( )اﻟﺮﺑﺎﻧﯿـــــــﺔ
Karakter pertama dinul Islam, adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat robbaniyah,
yaitu bahwa sumber ajaran Islam, pembuat syari’at dalam hukum (baca; perundang-undangan)
dan manhajnya adalah Allah SWT, yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW, baik melalui Al-
Qur’an maupun sunnah. Allah SWT berfirman QS. 32 : 1-3:
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
ﺎھُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﻧَ ِﺬﯾ ٍﺮ ِﻣ ْﻦ ﻗَ ْﺒﻠِ َﻚ أ َ ْم ﯾَﻘُﻮﻟ ُﻮ َن اْﻓﺘَ َﺮاهُ ﺑَ ْﻞ ھُ َﻮ اْﻟ َﺤ ﱡﻖ ِﻣ ْﻦ َرﺑﱢ َﻚ ﻟِﺘُْﻨِﺬ َر ﻗَ ْﻮ ًﻣﺎ َﻣﺎ أ َﺗَ * ﺗَْﻨِﺰﯾ ُﻞ اْﻟِﻜﺘَﺎ ِب ﻻَ َرْﯾ َﺐ ﻓِﯿ ِﮫ ِﻣ ْﻦ َر ﱢب ْاﻟَﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َﻦ * اﻟﻢ
ﻟَ َﻌﻠ ﱠﮭُ ْﻢ ﯾَ ْﮭﺘَ ُﺪو َن *
Alif Laam Miim. Turunnya Al Qur'an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan
semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-
adakannya". Sebenarnya Al Qur'an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu
memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi
peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
Dengan karakteristik ini, Islam sangat berbeda dengan agama manapun yang ada di dunia
pada saat ini. Karena semua agama selain Islam, adalah buatan manusia, atau paling tidak
terdapat campur tangan manusia dalam pensyariatannya.  
Kedua : Syumuliyah / universal ( )اﻟﺸــــــﻤﻮﻟﯿﺔ
Artinya bahwa karakteristik Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang universal
yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Menyentuh segenap dimensi, seperti politik,
ekonomi, pendidikan, kebudayaan dsb. Mengatur manusia dari semenjak bangun tidur hingga
tidur kembali. Merambah pada pensyariatan dari semenjak manusia dilahirkan dari perut ibu,
hingga ia kembali ke perut bumi, dan demikian seterusnya. Perhatikan firman Allah QS. 2 : 208.
Imam Syahid Hasan Al-Banna mengemukakan: “Islam adalah sistem yang syamil ‘menyeluruh’
mencakup semua aspek kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, moral
dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan
hukum, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan
pemikiran. Sebagaimana juga ia adalah aqidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang
tidak lebih.”
Ketiga : Tawazun/ Seimbang ( )اﻟﺘــــﻮازن
Karakter ketiga agama Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang tawazun
(seimbang). Artinya Islam memperhatikan aspek keseimbangan dalam segala hal; antara dunia
dan akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan hatinya serta antara spiritual dengan material,
demikian seterusnya. Pada intinya dengan tawazun ini Islam menginginkan tidak adanya
‘ketertindasan’ satu aspek lantaran ingin memenuhi atau memuaskan aspek lainnya, sebagaimana
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
yang terdapat dalam agama lain. Seperti tidak menikah karena menjadi pemuka agamanya, atau
meninggalkan dunia karena ingin mendapatkan akhirat. Konsep Islam adalah bahwa seorang
muslim yang baik adalah seorang muslim yang mempu menunaikan seluruh haknya secara
maksimal dan merata. Hak terhadap Allah, terhadap dirinya sendiri, terhadap istri dan anaknya,
terhadap tetangganya dan demikian seterusnya.
Keempat : Insaniyah ( )ﻧﺴــــــﺎﻧﯿﺔاﻹ
Karakter yang keempat adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat insaniyah.
Artinnya bahwa Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan
sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin,
sehingga manusia tidak kuasa atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya, Islam
sangat menjaga aspek-aspek ‘kefitrahan manusia’, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan
yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga dari sini, Islam tidak hanya agama yang
seolah dikhususkan untuk para tokoh agamanya saja (baca ; ulama). Namun dalam Islam semua
pemeluknya dapat melaksanakan Islam secara maksimal dan sempurna. Bahkan bisa jadi, orang
awam akan lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah dari pada seorang ahli agama. Karena dalam
Islam yang menjadi standar adalah ketakwaannya kepada Allah.
Kelima : Al-Adalah / Keadilan ( )اﻟﻌﺪاﻟـــﺔ
Karekteristik Islam berikutnya, bahwa Islam merupakan agama keadilan, yang memiliki
konsep keadilan merata bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi orang yang non muslim, bagi
hewan, tumbuhan atau makhluk Allah yang lainnya. Keadilan merupakan inti dari ajaran Islam,
apalagi jika itu menyangkut orang lain. Allah berfirman: (QS. 5 : 8)
ا ْﻋ ِﺪﻟ ُﻮا ھُ َﻮ أ َْﻗ َﺮ ُب ﻟِﻠﺘﱠْﻘَﻮى َواﺗﱠﻘُﻮا ﱠﷲَ إِ ﱠن ﱠﷲَ َﺧﺒ ِﯿ ٌﺮ ﺑ ِ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠ ُﻮ َن  
“Berbuat adillah kalian, karena keadilan itu dapat lebih mendekatkan kalian pada ketaqwaan.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang
kalian kerjakan.”
Inilah beberapa karakteristik terpenting dari agama Islam. Di luar kelima karakteristik ini,
sesungguhnya masih banyak karakteristik Islam lainnya. Kelima hal di atas hanyalah sebagai
contoh saja.
Penutup
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P3AI)
Materi P3AI Unsoed semester 1/2014
Inilah sekelumit informasi mengenai Al-Islam, yang tidak lain dan tidak bukan adalah agama
yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang tiada keraguan sedikitpun mengenai
kebenarannya. Islam merupakan agama sempurna yang menyempurnakan agama-agama
terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh campur tangan pemeluknya sendiri.
Tiada jalan bagi kita semua melainkan hanya menjadikan Islam sebagai pegangan hidup dalam
segala hal, dalam beribadah, bermuamalah, berpolitik, berekonomi, berpendidikan, bersosial dan
lain sebagainya. Kebagahian merupakan hal yang insya Allah akan dipetik, oleh mereka-mereka
yang memiliki komitmen untuk melaksanakan Islam secara kaffah, sebagaimana para pendahulu-
pendahulu kita. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamab-Nya yang baik. Amiin.
Wallahu A’lam Bishowab.